KUNINGAN (MASS) – Geliat pembangunan dan semangat pelayanan publik sejatinya lahir untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, tanpa kecuali. Namun di tengah janji dan jargon pemerataan kesejahteraan, masih saja ada warga yang nyaris terpinggirkan. Di sebuah sudut desa di Cipicung, Kuningan, seorang perempuan paruh baya berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya, nyaris tanpa perhatian.
Adalah Resti (60), janda tua dari Dusun 2, RT 009 Desa Cimaranten. Sudah hampir satu tahun ia mengidap penyakit yang diduga kanker di bagian alat vital. Namun, jangankan mendapatkan pengobatan memadai, untuk makan pun ia terkadang harus meminjam uang.
Kondisi tersebut diungkapkan langsung oleh Udin Ketua RT setempat, yang juga rumahnya bersebelahan dengan Resti. Ia menyayangkan kurangnya kepedulian dari aparatur desa, padahal ia sendiri telah berupaya untuk menyampaikan kondisi warganya yang semakin memburuk.
“Kadang mirisnya, Bu Resti suka pinjam uang hanya untuk makan. Saya sudah telepon ke desa, tapi tidak ada respon. Akhirnya saya langsung menghubungi Polres,” tutur Udin saat ditemui di rumah Ibu Resti, Minggu (20/04/2025) siang.
Langkah Udin tak sia-sia. Beberapa waktu lalu, Kanit Gakkum dari Polres Kuningan, Sri, bersama ajudannya, datang langsung memberikan bantuan sembako sebagai bentuk kepedulian. Meskipun bukan institusi utama yang menangani kesejahteraan warga, tindakan Polres menunjukkan solidaritas kemanusiaan bisa datang dari mana saja.
“Waktu kemarin bulan puasa, Bu Sri dari Gakkum bersama ajudannya datang, memberikan sembako. Karena mereka peduli,” tambah Udin.
Ia berharap agar pemerintah, khususnya Pemdes Cimaranten dan Pemkab Kuningan, bisa hadir langsung melihat kondisi warganya. Terlebih, Resti merupakan warga tidak mampu yang benar-benar membutuhkan uluran tangan.
“Kami berharap, pemerintah desa tidak tutup mata. Warga seperti Bu Resti ini seharusnya jadi perhatian utama. Kalau bisa, Pemkab juga datang langsung,” tegasnya. (rizal/mgg)
