KUNINGAN (MASS) – Bukan hanya di Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Lamping Kidang, persoalan menumpuknya kotoran hewan (kohe) juga terjadi di kawasan Ipal Palenci yang lokasinya tidak begitu berjauhan. Tumpukan kohe yang tidak tertampung Ipal berdampak pada wilayah di bawahnya.
Dadi, selaku peternak di area Ipal Palenci, menyampaikan, kohe yang masuk ke Ipal tidak semuanya tertampung. Ada sisa kohe berada di luar dan kehujanan, sehingga mengalir terbawa air hujan ke bawah.
“Kohe di sini memang sering diangkat, tapi tetap saja banyak, tidak semua masuk ke IPAL. Jadi kohe yang diluar kehujanan, airnya mengalir ke arah bawah,” ujarnya.
Daya tampung Ipal tersebut kurang memadai karena pengolahan dan pemasaran kohe yang mandek, sementara kohe terus bertambah setiap harinya.
“Sekarang kohe sudah numpuk, tidak ada pengeluaran, pasarnya juga nggak jalan. Sudah setengah bulan penjualan macet, jadi kohe numpuk di Ipal,” keluhnya.
Menurutnya, jika tempat penampungan tersebut luas serta pengolahan dan pemasaran berjalan, kohe tidak akan sampai kehujanan atau terbawa ke bawah.
“Harusnya ada keseimbangan antara yang masuk dan keluar. Tapi sekarang yang datang terus, pengeluaran tidak ada. Itulah yang akhirnya berdampak ke semuanya,” tambahnya.
Ia berharap ada solusi nyata, baik dari sisi pengolahan, pemasaran, maupun perhatian dari pemerintah, agar kohe tidak lagi menjadi beban lingkungan maupun masyarakat.
“Abi mah hoyong (saya sih cuman mau) usaha tapi gamau merugikan orang lain,” jelasnya.
Disisi lain, terkait dugaan kohe yang menjadi penyebab longsor di wilayah Arunika, Dadi turut menanggapi. Menurutnya, longsor lebih disebabkan oleh faktor alam seperti intensitas hujan tinggi atau kondisi tebing yang memang rawan.
“Saya rasa longsor itu bukan karena kohe, namanya juga tebing kalau sudah waktunya longsor ya longsor. Itu mah karena alam,” jelasnya.
Dadi menekankan pentingnya pengecekan langsung ke lapangan oleh pihak berwenang, termasuk aparat dan tokoh masyarakat, dari titik longsor hingga ke ujung aliran.
“Biar jelas, jangan cari kambing hitam. Lebih baik dicek saja langsung, jadi kelihatan alirannya ke mana,” pungkasnya. (didin)