KUNINGAN (MASS) – Waki Bupati Kuningan Tuti Andriani SH, langsung berkomunikasi via video seluler ke Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kuningan Toto Toharudin, saat di mintai keterangan terkait gadis tersesat di Kuningan yang dikabarkan dari Lampung. Saat itulah terungkap bahwa Rara hanya panggilan, nama aslinya Sakinah.
Keterangan itu didapat dari pihak keluarga yang di Kuningan. Dikatakan Kadinsos, Rara sudah dipertemukan dengan pamannya dan akan dibawa langsung ke rumah keluarganya.
“Sekarang mau dibawa ke rumahnya. Disana dengan pamannya, dengan neneknya juga sudah nyambung, langsung menyapa. Ternyata namanya bukan Rara, namanya Sakinah,” kata Toto ketika dihubungi oleh Wabup, Senin (5/5/2025).
Toto, menambahkan bahwa Rara pergi ke Kuningan itu untuk mencari identitas keluarganya. Sebelumnya, Rara berada di binaan tantenya.
“Mencari identitas keluarganya yang di Kuningan. Dia lupa alamatnya. Karena udah lama ditinggal oleh kedua orangtuanya, posisi yatim piatu. Dan dia berada di pembinaan tantenya,” tambahnya.
Toto, menjelaskan ternyata keterangan Rara pergi ke Kuningan karena disuruh pindah agama itu belum pasti. Menurut keterangan sementara, Rara pergi ke Kuningan karena rindu akan kampung halamannya. Karena terakhir ke Kuningan itu sekitar delapan tahun yang lalu,” ujarnya
“Belum ditelusuri sejauh itu. Hanya kita melihat anak ini rindu kampung halamannya gitu ya. Rindu pada neneknya dan alhamdulillah, Allah mempertemukan setelah berupaya menyebarkan informasi ke berbagai pihak. Akhirnya mamangnya yang sedang bekerja di Jakarta pulang. Tadi sudah video call dengan neneknya bu Askinah, dan langsung menyahut. Disaksikan oleh pak kanit PPA, kemudian pak Babinsa. Alhamdulillah kita sudah yakin bahwa, Rara yang nama aslinya Sakinah adalah betul cucunya ibu Askinah,” jelasnya.
Menurut keterangan sang paman, Wawing, yang aktifitas kerjanya di Jakarta, sang paman langsung pulang ke Kuningan lantaran mendengar informasi tersebut. Kemudian ia menjemput Rara untuk dibawa ke rumah neneknya.
“Abdi ti (saya dari) Cipondok, Cibingbin. Alhamdulillah Rara tepangeun (Rara tahu), sareng nenekna tadi bersutan teh (dengan neneknya tadi bersahutan). Ayeuna teh neneknya hoyong enggal dicandak ka bumina (sekarang neneknya ingin cepat-cepat dibawa ke rumahnya). Ketemu kapungkur terakhir 2017 (dulu bertemu terakhir di tahun 2017). Delapan tahun yang lalu,” ujar pamannya. (rzl/mgg)