KUNINGAN (MASS) — Aroma semangat terasa sejak pagi di Aula Hotel Purnama Mulia, Cigugur, Minggu (12/10/2025). Ratusan perempuan dan laki-laki berseragam rapi duduk dengan antusias, mengikuti setiap arahan narasumber. Mereka bukan koki restoran ternama, melainkan penjamah pangan dari sembilan yayasan pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi garda terdepan dalam menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten Kuningan.
Total, 225 peserta mengikuti Pelatihan Keamanan Pangan Olahan Siap Saji bagi Penjamah Pangan, hasil kerja sama Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Kuningan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan. Tujuannya, sederhana tapi sangat vital, yaitu meningkatkan mutu dan keamanan makanan bagi anak-anak penerima manfaat program MBG.
Kegiatan itu diikuti oleh perwakilan dari sembilan yayasan pengelola SPPG, di antaranya Yayasan Arkina Raya Jaya (Cidahu, Luragung Landeuh, Subang, Cigedang, Cieurih 2, Selajambe, dan Kuningan), serta Yayasan Amanah Harapan Rakyat (Dapur Awirarangan dan Dapur Cigugur).
Selama pelatihan, para peserta mendapat pembekalan mengenai prinsip higienitas, standar sanitasi dapur, hingga prosedur pengolahan pangan yang aman dan sesuai regulasi kesehatan.
Hadir dalam kesempatan itu, Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan sekaligus Ketua Satgas MBG, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si. Ia menegaskan, keberhasilan program tidak hanya diukur dari banyaknya porsi makanan yang tersaji, tetapi dari jaminan keamanan dan kebersihan setiap hidangan yang sampai ke tangan anak-anak.
“Program Makan Bergizi Gratis bukan sekadar memberi makan. Ini tentang memastikan setiap piring yang disajikan benar-benar aman, sehat, dan layak untuk generasi penerus kita,” ujar Wahyu dalam arahannya.
Menurutnya, mutu gizi dan keamanan pangan adalah dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Di balik setiap dapur SPPG, terdapat tanggung jawab besar untuk menjaga kepercayaan publik.
“Setiap penjamah pangan memegang peran penting dalam membangun masa depan. Dari makanan yang aman dan bergizi, lahir anak-anak yang kuat, cerdas, dan berdaya saing,” lanjutnya.
Wahyu juga menyampaikan apresiasi atas sinergi antara Dinas Kesehatan dan HAKLI yang terus konsisten memperkuat kapasitas sumber daya manusia di lapangan. Ia menilai, kolaborasi lintas sektor merupakan kunci menjaga keberlanjutan dan kualitas pelaksanaan program MBG.
“Kami sangat mengapresiasi kerja sama ini. Dengan pelatihan seperti ini, kita tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebanggaan sebagai pelaksana program daerah,” ujarnya.
Selain dari sisi kesehatan, Wahyu menyoroti dampak sosial dan ekonomi program SPPG. Ia mengungkapkan, lebih dari 4.000 warga kini terlibat aktif dalam kegiatan MBG di seluruh Kabupaten Kuningan.
“Artinya, program ini tidak hanya memperbaiki gizi anak-anak, tapi juga membuka lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi lokal,” jelasnya.
Menutup arahannya, Wahyu mengajak seluruh peserta menjadikan pelatihan tersebut sebagai momentum memperkuat profesionalisme dan disiplin kerja. Ia mengingatkan, kepercayaan masyarakat adalah modal utama yang harus dijaga.
“Mari kita rawat kepercayaan publik dengan kerja yang tulus dan penuh tanggung jawab. Kuningan harus dikenal bukan hanya karena punya program bagus, tapi karena kualitas pelaksanaannya,” tegasnya. (argi)
