CILIMUS (MASS) – Ketua PPK Cilimus Hj Rusti Nurhayati MPd memaparkan potensi masalah yang bisa muncul pada hari pencoblosan 17 April nanti. Ini disampaikannya saat bimtek anggota KPPS di Aula Desa Bojong Kecamatan Cilimus, Minggu (14/4/2019).
“Ada kekuatiran salah memberikan surat suara kepada pemilih yang bawa form A5, yang pindah TPS. Karena dari 5 lembar surat suara, pemegang form A5 itu tak semua mendapatkannya, tergantung pindah dari TPS mana. Acuannya dapil,” kata Rusti.
Diakuinya, pada form A5 tersebut sudah ada kotak-kotak keterangan yang sudah diceklis. Namun tanpa adanya bimtek dikuatirkan masih belum banyak anggota KPPS yang memahaminya.
Potensi masalah lain, imbuh Rusti, dikuatirkan pemilih salah memasukkan surat suara pada kotak suara. Untuk itu pihaknya memberikan tips kepada anggota KPPS bagaimana agar memasukkan surat suara berbeda warna sesuai dengan kotaknya. Terlebih sesuai tupoksi telah ditentukan petugas 06 yang menangani masalah itu.
“Berikutnya, penghitungan suara kemungkinan besar akan memakan waktu lama. Ini yang akan menyebabkan human error. Diatas jam 4 sore itu tingkat emosionalnya tinggi, apalagi ditambah desakan mereka yang berkepentingan dengan laporan,” ujarnya.
Dalam bimtek tersebut, Rusti telah menyingkronkan sekaligus menyemangati KPPS. Sehingga potensi masalah tak akan terjadi dan partisipasi pemilih ditargetkan lebih dari 70%.
Ia menyebutkan, jumlah petugas KPPS di kecamatan dengan 13 desa itu mencapai 1.050 orang. Karena di Kecamatan Cilimus terdapat 150 TPS dikali 7 orang petugas KPPS. Untuk pamsung 2 orang perTPS sehingga jumlahnya 300 orang.
“Sekarang kami lakukan simulasi seluruh tupoksi KPPS mulai petugas 01 sampai 07, serta 2 pamsung. Kita mendesain gimana nanti posisi mereka di lokasi TPS. Termasuk tahap penghitungan sehingga kita intruksikan bawa laptop,” tuturnya.
Agar KPPS mudah memahami tupoksi, simulasinya dengan cara bermain peran. Pemain perannya seluruh anggota KPPS. Ada yang berperan ketua, pamsung, PTPS, saksi dan peran lainnya. Mereka diberi form C6 untuk pemilih yang terdaftar di DPT, formulir A5 yang masuk DPTB dan pemilih yang masuk DPK (daftar pemilih khusus).
“Ada juga yang berperan sebagai pemilih disabilitas, pemilih yang ketinggalan form C6, pemilih yang tidak membawa form A5 dan peran lain yang akan muncul. Bagaimana melayani pemilih yang sakit dan tidak hadir ke lokasi TPS,” beber Rusti.
Pada tahap penghitungan suara pun, dilakukan simulasi membuka kotak suara, memasukan data ke C1 plano, yang nanti dibantu aplikasi situng.
“Semua disimulasikan. Bimtek ini yang ketiga kalinya kami gelar supaya tidak terjadi kesalahan pada hari H,” pungkasnya. (deden)