KUNINGAN (MASS) – Pelatihan Penulisan Aksara Sunda digelar di aula ruang TBM Hipapelnis Kuningan dan Sekolah Alam Bratakasian pada Sabtu (27/9/2025) kemarin. Acara ini menghadirkan narasumber Gunari Putra Erisman dari Rumah Naskah Kuno Nusantara, Ciamis, dan diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, santri, mahasiswa, pegiat literasi, dan guru.
Pelatihan ini bertujuan untuk mengenalkan aksara Sunda kepada generasi muda dan memberikan praktik langsung menggunakan media bambu. Selain itu, peserta juga diajarkan cara membuat media pembelajaran yang ramah lingkungan, yang diharapkan dapat meningkatkan minat belajar dan mencintai budaya lokal.
Vera Verawati, salah satu peserta yang juga merupakan pengelola TBM Pondok Kata RZ, memberikan tanggapan mengenai acara ini. “Saya sudah lama ingin belajar bedah naskah, dan ketika ada pelatihan ini, saya langsung mendaftar. Pemaparan yang disampaikan sangat enak dan mudah dimengerti. Narasumbernya juga keren dan jelas,” ujarnya kala diwawancara kuninganmass.com pada Senin (29/9/2025).
Tanggapan serupa juga disampaikan oleh Akbar, perwakilan dari salah satu santri. Ia merasa sangat senang mengikuti pelatihan ini. “Materi tentang aksara Sunda dan naskah kuno begitu menyenangkan. Karena diisi oleh ahlinya, ilmu yang disampaikan jadi mudah dipahami. Saya juga mendapatkan wawasan baru tentang sejarah perkembangan aksara, yang memang saya gemari,” tutur Akbar.
Akbar menambahkan bahwa ia berharap bisa berkeliling ke berbagai wilayah untuk menemukan naskah kuno atau peninggalan sejarah lainnya. “Saya berpesan agar acara seperti ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya membaca dan memahami setiap kejadian dalam kehidupan, agar kita menjadi insan yang ulil albab,” ungkapnya.
Founder SAB Jaenal Mutakin juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh peserta yang hadir dan kepada pemateri yang telah datang jauh-jauh ke Kuningan. “Kami sangat menghargai kehadiran semua peserta dan partisipasi aktif mereka dalam kegiatan ini. Semoga pelatihan ini dapat menjadi langkah awal untuk lebih memahami dan melestarikan aksara Sunda,” ujarnya.
Pelatihan Aksara Sunda ini juga menjadi momen berharga untuk saling bertukar pikiran dan pengalaman antara peserta. Dalam suasana yang hangat, mereka berbagi cerita tentang ketertarikan masing-masing terhadap budaya dan sejarah lokal.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga semangat untuk melestarikan bahasa dan aksara Sunda. “Kami ingin agar generasi muda tidak hanya mengenali aksara, tetapi juga menghargai dan memahami makna di balik setiap naskah dan warisan budaya yang ada,” pungkas Jaenal. (raqib)