KUNINGAN (MASS) – Isu LGBT yang belakangan ramai dibicarakan di media sosial dan dikaitkan dengan Blackbinne, salah satu kafe sekaligus ruang kreatif di Kuningan, akhirnya ditanggapi langsung oleh Surya, sang pemilik. Ia menegaskan bahwa Blackbinne sejak awal berdiri selalu menjadi ruang apresiasi bagi seniman dan musisi lokal.
“Blackbinne selalu mensuport seniman Kuningan, sehingga event musik dan seni rutin digelar di sini,” ujar Surya, Kamis (14/8/2025).
Menanggapi perbincangan soal moralitas LGBT, Surya menjelaskan bahwa pada saat kejadian, pihak yang dimaksud hadir sebagai konsumen.
“Karena belum ada regulasi yang jelas, kami berkewajiban menerima semua konsumen yang datang. Posisi kami saat itu adalah penyedia layanan bagi masyarakat umum,” jelasnya.
Surya juga menegaskan bahwa Blackbinne selalu taat aturan dalam urusan administrasi.
“Alhamdulillah, soal pajak, izin, dan kewajiban lainnya, Blackbinne tidak pernah absen. Isu ini memang dibawa ke berbagai arah, tapi kami memaklumi karena tidak semua orang memahami situasi yang sebenarnya terjadi,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Surya juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kegaduhan yang timbul.
“Kami memohon maaf apabila situasi ini menimbulkan keresahan. Ke depan, kami akan berupaya lebih berhati-hati agar tidak terjadi kesalahpahaman serupa,” ucapnya.
Ia menambahkan, terlepas dari kontroversi yang berkembang, Blackbinne akan terus berkarya dan memberi ruang bagi musisi serta pelaku seni di Kuningan.
“Kami akan tetap fokus mendukung karya dan kreativitas anak-anak Kuningan,” tutup Surya. (eki)