KUNINGAN (MASS) – Rangkaian pamungkas dari program Hajatan Literasi TBM Hipapelnis Kuningan di Sekolah Alam Bratakasian pada Minggu (28/9/2025) kemarin, digelar acara Bedah Naskah Kuno. Acara ini menghadirkan narasumber seorang akademisi dan pemerhati filologi yaitu Leny Nuraeni, SS M Hum, yang tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga wawasan mendalam mengenai naskah kuno sebagai khazanah berharga bagi keilmuan Indonesia.
Dalam sambutannya, H Jaenal Mutakin M Pd Founder Sekolah Alam Bratakasian dan Ketua TBM Hipapelnis Kuningan, mengajak para peserta untuk memanfaatkan momen berharga ini sebagai kesempatan emas untuk belajar dan berdiskusi. “Acara ini adalah langkah awal untuk membangkitkan semangat literasi di kalangan masyarakat,” ujarnya.
Acara tersebut dihadiri oleh 30 peserta dari berbagai latar belakang komunitas, termasuk perwakilan dari sejumlah pesantren setempat. Keberagaman peserta membuat suasana diskusi semakin kaya dan menarik, menciptakan dialog yang bermanfaat untuk semua yang hadir.
Ia berharap, kegiatan ini dapat memberikan inspirasi bagi peserta untuk lebih aktif dalam melestarikan naskah kuno. Dengan pengetahuan yang diperoleh, mereka dapat menerapkan teknik merawat dan memahami naskah-naskah berharga yang ada di sekitar mereka, serta memotivasi orang lain untuk ikut serta dalam pelestarian budaya.
“Literasi adalah jembatan menuju masa depan yang lebih cemerlang, dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaganya,” kata Jaenal Mutakin.
Sementara, Leny Nuraeni dalam pemaparannya, menegaskan bahwa naskah kuno lebih dari sekadar peninggalan sejarah. “Naskah kuno adalah jendela menuju masa lalu yang merekam cara berpikir, nilai, dan tradisi masyarakat. Melestarikannya berarti menjaga jati diri bangsa,” ungkapnya.
Peserta tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam diskusi. Mereka membahas teknik filologi, cara merawat naskah, hingga relevansi naskah kuno dalam kehidupan modern.
Acara ini didukung sepenuhnya oleh Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Diharapkan, kegiatan literasi semacam ini dapat menyatukan berbagai komunitas dalam menjaga dan merayakan warisan intelektual Nusantara. (raqib)