KUNINGAN (MASS) – Zaman fitnah, masa penuh cobaan dan ujian, bukanlah hal baru dalam sejarah Islam. Sejarah mencatat bagaimana para sahabat menghadapi berbagai macam fitnah, baik fitnah politik, sosial, maupun ideologi. Di era modern ini, fitnah hadir dalam bentuk yang lebih kompleks dan canggih, memanfaatkan teknologi dan informasi untuk menyebarkan kebohongan dan perpecahan. Oleh karena itu, menjadi muslim kaffah—muslim yang utuh dalam menjalankan seluruh aspek ajaran Islam—merupakan keharusan. Bagaimana kita dapat mewujudkannya di tengah gejolak zaman fitnah ini?
Pertama, kokohkan aqidah. Aqidah yang teguh menjadi benteng pertahanan diri dari berbagai macam fitnah. Pahami dan hayati ajaran Islam secara komprehensif, bukan hanya sebatas ritual ibadah. Pelajari sumber-sumber ajaran Islam yang sahih, jauhi ajaran-ajaran sesat dan aliran-aliran yang menyimpang. Bentengi diri dengan ilmu agama yang benar, agar tidak mudah terombang-ambing oleh arus informasi yang menyesatkan.
Kedua, perkuat ilmu. Ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu umum, sangat penting dalam menghadapi fitnah. Dengan ilmu, kita dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang bermanfaat dan mana yang merugikan. Ilmu juga akan membantu kita dalam berdakwah dan berinteraksi dengan masyarakat, menyampaikan kebenaran dengan cara yang bijak dan persuasif. Jangan sampai kita menjadi korban fitnah karena kurangnya pengetahuan.
Ketiga, pegang teguh akhlak mulia. Akhlak yang baik merupakan cerminan keimanan yang sejati. Berlaku adil, jujur, amanah, dan rendah hati dalam segala hal. Hindari sifat-sifat tercela seperti ghibah, namimah, dan fitnah. Dengan akhlak yang mulia, kita dapat menjadi contoh dan teladan bagi orang lain, serta membangun hubungan yang harmonis di tengah masyarakat yang beragam.
Keempat, aktif berdakwah bil hal dan bil lisan. Dakwah bil hal berarti menunjukkan contoh perilaku yang baik, sedangkan dakwah bil lisan berarti menyampaikan ajaran Islam dengan lisan. Kedua cara ini saling melengkapi dan memperkuat. Sampaikan kebenaran dengan cara yang bijak dan santun, hindari perdebatan yang tidak produktif. Ingatlah bahwa tujuan dakwah adalah untuk mengajak kebaikan, bukan untuk mencari kemenangan atau superioritas.
Kelima, bersabar dan tawakkal. Menghadapi fitnah membutuhkan kesabaran dan ketabahan. Jangan mudah putus asa atau terpengaruh oleh provokasi. Serahkan segala urusan kepada Allah SWT dan tawakkal kepada-Nya. Percayalah bahwa Allah SWT selalu bersama orang-orang yang beriman dan berjuang di jalan-Nya.
Menjadi muslim kaffah di zaman fitnah bukanlah hal yang mudah, tetapi merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dengan mengokohkan aqidah, memperkuat ilmu, memegang teguh akhlak mulia, aktif berdakwah, dan bersabar serta tawakkal, kita dapat menghadapi berbagai macam fitnah dengan penuh keyakinan dan keteguhan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita semua.
Oleh : Muhammad Akmal Ashodiq
Mahasiswa sekolah tinggi ilmu syari’ah Husnul khatimah, Kuningan