CILEBAK (MASS) – Kecamatan Cilebak, yang berada di bagian selatan Kabupaten Kuningan, sering digambarkan sebagai wilayah yang tenang dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Jalan-jalannya yang berkelok di antara perbukitan, udaranya yang sejuk, serta suasana pedesaan yang hangat membuat siapa pun merasa dekat dengan alam. Namun di balik keteduhan itu, kehidupan ekonomi warga berjalan dengan dinamis melalui ratusan pelaku UMKM yang menjadi penopang ekonomi keluarga sekaligus penggerak roda perekonomian kecamatan.
Menurut data yang bersumber dari Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskopdagperin) Kabupaten Kuningan, tercatat 237 unit usaha yang tersebar di Kecamatan Cilebak. Angka ini bukan hanya sekadar data, tetapi gambaran nyata masyarakat Cilebak memiliki semangat kuat untuk berusaha dan mandiri.
Usaha yang paling banyak ditemukan adalah retailer, dengan total 93 unit. Inilah toko-toko kelontong, warung kecil, dan kios di pinggir jalan yang menjadi tempat warga membeli kebutuhan sehari-hari. Dari pagi hingga malam, retailer ini menjadi simpul kecil yang menghubungkan kehidupan sosial masyarakat, tempat berbelanja, bertemu, dan berbincang.
Selain itu, usaha makanan juga berkembang pesat dengan 60 unit. Inilah para ibu rumah tangga dan pelaku kuliner lokal yang membuat jajanan, makanan tradisional, atau olahan rumahan yang menjadi bagian dari identitas rasa Cilebak. Di satu sisi lain, ada pula 48 unit usaha jasa pelayanan, mulai dari bengkel, jasa potong rambut, fotokopi, hingga berbagai layanan lain yang mendukung aktivitas harian warga.
Baca juga berita terkait : https://kuninganmass.com/peta-umkm-kabupaten-kuningan-sudah-tahu-berapa-jumlahnya/
Jenis usaha lainnya hadir dalam jumlah yang lebih kecil namun tetap signifikan. Budidaya tercatat sebanyak 16 unit, mencerminkan ketergantungan masyarakat pada alam, baik melalui pertanian maupun perikanan. Usaha minuman (6 unit), pakaian (5 unit), serta peternakan (4 unit) memperkaya ragam ekonomi yang berkembang di kecamatan ini.
Menariknya, meskipun hanya ada 3 unit kerajinan, usaha ini sering kali memunculkan karya kreatif yang memiliki nilai budaya dan potensi besar sebagai produk khas daerah. Sementara itu, 2 unit usaha mesin dan elektronik menunjukkan bahwa kebutuhan teknologi dan perbaikan peralatan juga mulai bergerak mengikuti perkembangan zaman.
Melihat keberagaman usaha ini, kita bisa membayangkan bagaimana Cilebak bukan hanya sebuah kecamatan yang jauh dari pusat kota, tetapi sebuah tempat dengan potensi besar, potensi yang tumbuh dari kegigihan warganya. Setiap warung yang buka pagi-pagi, setiap pengolah makanan yang menyalakan kompor sebelum subuh, setiap pengrajin yang menyelesaikan detail kecil pada karyanya, semuanya adalah potret semangat hidup masyarakat Cilebak. (argi)
