KUNINGAN (MASS) – Bulan November memiliki makna yang istimewa bagi bangsa Indonesia dan khususnya bagi keluarga besar Muhammadiyah. Pada tanggal 10 November, kita memperingati Hari Pahlawan Nasional, dan hanya berselang beberapa hari kemudian, tepatnya 18 November, kita merayakan Milad Muhammadiyah. Kedua momentum ini mengandung pesan spiritual dan moral yang sangat berharga: tentang perjuangan, keikhlasan, dan pengabdian untuk kemaslahatan umat dan bangsa.
Hari Pahlawan mengingatkan kita pada keberanian dan pengorbanan para pejuang bangsa yang mempertaruhkan jiwa dan raga demi kemerdekaan Indonesia. Nilai-nilai perjuangan itu sejalan dengan semangat jihad Muhammadiyah, yaitu jihad dalam ilmu, pendidikan, dan kemanusiaan. Para pendiri bangsa dan para pendiri Muhammadiyah sama-sama berjuang demi terwujudnya masyarakat yang berkeadilan, berkemajuan, dan bermartabat.
Sementara itu, Milad Muhammadiyah menjadi momentum bagi kita untuk meneguhkan kembali komitmen gerakan Islam berkemajuan yang telah berdiri sejak tahun 1912. Lebih dari satu abad, Muhammadiyah telah memberikan kontribusi nyata melalui pendidikan, kesehatan, sosial, dan dakwah pencerahan di seluruh penjuru negeri. Inilah bentuk nyata dari kepahlawanan modern: perjuangan tanpa pamrih demi kemaslahatan umat dan kemajuan bangsa.
Dalam konteks kekinian, semangat kepahlawanan dan semangat Milad Muhammadiyah harus kita wujudkan melalui inovasi, keilmuan, akhlak mulia, dan kepedulian sosial. Dosen yang mengajar dengan dedikasi, mahasiswa yang berprestasi dan berjiwa sosial, serta seluruh sivitas akademika yang berkomitmen menebar manfaat — merekalah pahlawan masa kini dalam bingkai Islam berkemajuan.
Perspektif Rektor UM Kuningan cenderung menekankan bahwa kepahlawanan modern adalah aksi nyata, bukan sekadar seremonial.
- Perubahan Bentuk Perjuangan (Jihad Modern)
- Melawan Ideologi dan Intelektualitas: Perjuangan saat ini adalah melawan penjajahan ideologi dan melemahnya daya intelektualitas bangsa. Pahlawan masa kini harus melawan dengan gagasan yang kuat dan isi kepala yang cerdas.
- Fokus Pendidikan: Kampus UM Kuningan menjadi medan juang untuk mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga mandiri dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
- Menghidupkan Nilai-Nilai Kejuangan
- Keteladanan (Uswah Hasanah): Mengingatkan untuk meneladani sifat-sifat para pahlawan, yaitu kata sejalan dengan tindakan dan memiliki jiwa kesatria yang jujur, jauh dari politik atau ekonomi yang ambisius.
- Cinta Tanah Air dan Pengabdian: Mengajak generasi muda untuk mewarisi semangat kepahlawanan, mempertebal rasa cinta tanah air, dan meneguhkan semangat pengabdian bagi bangsa dan negara.
- Kontribusi dalam Bingkai Muhammadiyah
- Gerak Nyata: Perjuangan dilanjutkan melalui Gerakan Al-Ma’un ala Muhammadiyah, yaitu bergerak dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial untuk mengatasi kemiskinan dan kebodohan.
- Persatuan dan Gotong Royong: Kepahlawanan bukan hanya tentang ketokohan individu, tetapi tentang perjuangan kolektif yang disatukan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika untuk menjadi kekuatan bersama.
Mari kita jadikan bulan November ini sebagai pengingat bahwa perjuangan belum berakhir. Tugas kita adalah melanjutkan misi pahlawan dan amanah Muhammadiyah: menebarkan nilai-nilai Islam yang mencerahkan, membangun peradaban utama, dan menghadirkan kemajuan bagi Indonesia tercinta. Bagi UM Kuningan, “Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan” berarti mengisi kemerdekaan dengan integritas, pengabdian berbasis ilmu, dan moralitas yang berpijak pada nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
“Dari UM Kuningan, untuk Indonesia dan kemanusiaan semesta”.
Oleh: Dr. apt. Wawang Anwarudin, M.Sc, Rektor UM Kuningan
(Dalam Rangka Peringatan Hari Pahlawan dan Milad Muhammadiyah)
