KUNINGAN (MASS) – Pondok pesantren memiliki visi yang besar untuk menjadi lembaga pendidikan yang unggul dan berakhlak mulia. Namun, untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan evaluasi dan restrukturisasi yang komprehensif. Pada kali ini penulis menyampaikan beberapa poin strategis yang dapat menjadi dasar untuk restrukturisasi pondok pesantren.
Beberapa poin strategis ini penulis talkhis dari selama mengikuti Upgrading Top Manajemen Yayasan Husnul Khotimah Kuningan beberapa hari yang lalu. Hal ini penulis sajikan kembali sebagai upaya untuk berbagi ilmu supaya bernilai amal jariyah.
Pertama, kita perlu memetakkan kembali “central-euabling-supporting variables” dalam konteks pesantren. Central atau inti dari pesantren adalah kualitas pengajaran, pembinaan akhlak, dan program asrama. Enabling atau pendukung adalah struktur yayasan, kepemimpinan unit, sistem koordinasi, dan pengembangan guru/ustaz. Supporting atau penunjang adalah sarana prasarana, teknologi, tata tertib, sistem informasi, dan keuangan.
Kedua, kita perlu menelaah apakah organisasi saat ini cenderung “mekanis” atau sudah bergerak ke arah “organik”. Apakah keputusan masih sangat terpusat di pucuk pimpinan? Apakah ada ruang bagi inovasi dari guru/ustaz dan kepala unit? Apakah struktur saat ini mendukung kolaborasi lintas unit?
Ketiga, kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan penting. Apakah struktur organisasi saat ini efektif dalam mencapai visi dan misi pesantren? Apakah ada kebutuhan untuk melakukan perubahan dalam struktur organisasi? Bagaimana kita dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan pembinaan akhlak?
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Rad: 11)
Ayat ini menunjukkan bahwa perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Mari kita membangun pesantren yang dinamis, yang mengoptimalkan potensi, dan yang mencapai visi dan misi yang mulia.
Dengan demikian, untuk membangun pesantren yang dinamis menuju masa depan yang cemerlang diperlukan sinergitas seluruh civitas pesantren untuk bekerja sama, sama-sama kerja, kerja ikhlas, kerja cerdas, kerja mawas, dan kerja tuntas dalam bingkai dakwah dan tarbiyah. Semoga.***
Imam Nur Suharno
Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah Kuningan Jawa Barat
