KUNINGAN (MASS) – Dalam era digital yang semakin maju, penggunaan teknologi internet dan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Gilang, mahasiswa Pendidikan Agama Islam yang juga terbiasa dalam penggunaan digital, punya pandangan sendiri soal relevansi penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis kertas di tengah dominasi teknologi.
Ia menyatakan bahwa teknologi internet dan AI telah mengubah cara belajar di kalangan mahasiswa. Dengan adanya teknologi ini, mahasiswa dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dibandingkan hanya mengandalkan LKS berbasis kertas.
“Saat ini, banyak sekali referensi, sumber belajar, dan latihan soal yang bisa diakses dengan cepat dan praktis melalui platform digital,” ujarnya kala diwawancara kuninganmass.com pada Jumat (22/8/2025).
Namun, ia juga menekankan bahwa LKS kertas tidak sepenuhnya kehilangan relevansi. Ia percaya bahwa kemampuan menulis tangan masih perlu dipertahankan dalam proses pembelajaran. “Masih ada beberapa nilai yang bisa diperoleh dari penggunaannya. Misalnya, melatih keterampilan menulis manual sangat penting, terutama di era digital ini,” tambah Gilang.
Selain itu, Gilang mencatat bahwa LKS kertas dapat membantu mengurangi distraksi digital. “Dengan menggunakan LKS, siswa bisa lebih fokus pada materi yang sedang dipelajari tanpa terganggu oleh notifikasi atau gangguan lain dari perangkat digital,” jelasnya.
Aksesibilitas juga menjadi salah satu poin yang disoroti. Gilang menjelaskan bahwa tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital. Ini menunjukkan LKS masih memiliki peran penting dalam memastikan pendidikan yang merata. “Dengan adanya LKS kertas, semua siswa dapat belajar tanpa terkendala oleh keterbatasan akses internet,” ujarnya.
Penerapan LKS sebaiknya tidak dihilangkan, tetapi harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. “Idealnya, LKS kertas sebaiknya tetap digunakan, tetapi harus ditunjang dengan pemanfaatan internet dan AI agar pembelajaran lebih kaya referensi dan variatif,” jelasnya.
Kehadiran teknologi digital tidak seharusnya menggantikan metode pembelajaran tradisional, tetapi lebih kepada melengkapi dan memperkaya proses belajar. “Kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, tetapi tetap menghargai metode pembelajaran yang sudah ada,” pungkasnya. (raqib)