KUNINGAN (MASS) – Kritik tajam dilontarkan oleh aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kuningan, Dewi Sartika, terhadap pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) GMNI Kuningan yang dinilainya berlangsung secara tertutup dan tanpa keterlibatan struktur yang sah. Ia bahkan mempertanyakan transparansi dan legalitas forum.
“Konfercab GMNI diam-diam. Ada apa?” kata Dewi, Senin (16/6/2025) sore.
Dewi mengungkapkan bahwa sejumlah komisariat yang seharusnya menjadi unsur utama dalam Konfercab justru tidak memiliki legalitas formal. Kondisi ini dinilai memperlemah legitimasi forum dan hasil-hasilnya.
Lebih lanjut, Dewi menyoroti absennya Sekretaris Cabang GMNI Kuningan dalam Konfercab, yang ternyata sedang mengikuti pelatihan di Sekolah Politik Pimpinan Intelektual (SPPI).
“Ini menunjukkan ada ketidaksinkronan antara agenda organisasi dan pengurus cabang sendiri,” ujarnya.
Baca: https://kuninganmass.com/amar-fahri-terpilih-sebagai-ketua-dpc-gmni-kuningan-2025-2027/
Amar Fahri Terpilih sebagai Ketua DPC GMNI Kuningan 2025–2027
Ia juga mengkritik kinerja Ketua Cabang GMNI Kuningan, Hendra, yang dinilainya gagal melakukan kaderisasi secara menyeluruh selama masa kepemimpinannya. Menurutnya, regenerasi kader adalah ruh dari organisasi, dan kegagalan dalam hal ini merupakan sinyal buruk bagi keberlangsungan gerakan.
Dengan berbagai kejanggalan tersebut, Dewi Sartika mendesak Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GMNI untuk meninjau ulang hasil Konfercab dan mengambil langkah penyelamatan organisasi di tingkat cabang.
“Kami tidak ingin GMNI Kuningan tersandera oleh proses yang tidak sehat. DPP harus turun tangan,” tegasnya.
Untuk diketahui, Konfercab GMNI Kuningan sebelumnya melahirkan Amar Fahri sebagai Ketua Umum anyar. Sementara, Ketua GMNI Kuningan sebelumnya, Hendra, kala dikonfirmasi belum memberikan keterangan. (eki)