KUNINGAN (MASS) – Bagi para pelaku UMKM di Kuningan, tidak sedikit dari mereka yang sudah tidak asing lagi mendengar nama Lena Herlina. Ya, wanita satu ini telah cukup lama terjun di bidang tersebut. Dari desa ke desa, jebolan Fikom Unisba ini getol memberikan sentuhan motivasi kepada para pelaku UMKM, termasuk kaum emak-emak.
Dari titisan orang tua yang berprofesi sebagai seorang pedagang, Lena sangat menikmati aktivitasnya itu. Bahkan tak jarang, dirinya mendorong para pelaku UMKM untuk terus bertumbuh lewat bantuan permodalan. Lena menekuninya sejak 2016 silam. Latarbelakangnya sebagai pebisnis membuat dirinya tahu apa sebetulnya kebutuhan mendasar dari para pelaku UMKM.
“Antara kemauan, potensi yang dimiliki dan permodalan itu satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Maka dari itu, disamping memompa semangat mereka untuk memulai dan konsisten, kita coba bantu fasilitasi kebutuhan peralatan dari anggaran pemerintah daerah yang sudah barang tentu disesuaikan dengan potensinya,” tutur Lena.
Bagi perempuan yang telah menamatkan studi S2 Administrasi Publik di UGJ tersebut, ada satu kebahagiaan yang tak ternilai ketika dapat memberikan manfaat meskipun ia merasa itu hanyalah bantuan kecil. “Peupeuriheun dari pribadi gak bisa bantu, minimalnya memfasilitasi dari kebijakan pemerintahan,” ujarnya merendah.
Lena juga merasa senang berinteraksi dengan ibu-ibu, terlebih ketika dirinya dapat mendorong mereka untuk turut membantu meringankan beban suaminya. Dengan menekuni usaha kecil yang sesuai keterampilan dan potensi di lapangan, diharapkan kaum emak-emak memperoleh penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
“Setidaknya mampu beli bedak dari keringatnya sendiri tanpa harus meninggalkan urusan utamanya sebagai ibu rumah tangga. Ya, potensi mah banyak lah. Kalau punya skill menjahit, ya menjahit. Bikin kue misalnya, atau mengolah cemilan dari singkong,” ungkap Lena.
Ia mengakui kendala yang kerap dihadapi para pelaku UMKM itu pemasaran. Tak heran jika Lena mencoba mengaping mereka, sampai ikut pula membantu sisi marketingnya. Namun dari berbagai kendala yang dihadapi pelaku UMKM, ketua Dekopinda Kabupaten Kuningan ini mengakui, tantangan terbesarnya mengatasi rasa malas.
“Kita terus motivasi dalam upaya menjaga mood, biar engga obor baralak (berjalan hanya di awal, red). Karena ini penting bagi kesejahteraan keluarga masing-masing. Saya terus tekankan kepada kelompok-kelompok UMKM yang tersebar di 32 kecamatan. Mereka harus berdikari di bidang ekonomi, selaras dengan Trisakti Bung Karno,” tandas Lena.
Saat melihat UMKM sukses, kebahagiaan yang Lena rasakan lebih besar lagi. Satu contoh penggiat gemblong labu di Desa Karangsari Kecamatan Darma. UMKM tersebut konsisten hingga mampu mengembangkannya ke sektor usaha lain. Dengan begitu, lapangan kerja baru terbuka sehingga turut membantu pemerintah dalam upaya pengentasan angka pengangguran.
“Terus terang disitulah saya merasakan kebahagiaan. Itu sudah jadi hobi. Bahkan dulu ketika saya ditawari untuk aktif di partai (PDIP, red), saya mau bergabung dengan syarat saya harus bisa membantu pengusaha kecil,” tandas owner La-parK Coffee tersebut.
Tak heran jika kini Lena Herlina dijuluki “Ibu UMKM” sebagai buah dari kepeduliannya selama ini. Bahkan bertepatan dengan momentum Hari Kartini, ia dipadankan dengan Raden Ajeng Kartini, sang pejuang emansipasi wanita asal Jepara Jateng. “Itu mah berlebihan,” ujar Lena sambil tertawa.
Sebagai perempuan yang memiliki basic pendidikan Fakultas Komunikasi dan pernah menjadi Humas PR Radio DM, ibu dua anak ini memang asyik bercengkrama. Ditengah gayanya yang santuy, ia terbilang blak-blakkan namun tetap memerhatikan rambu-rambu agama sesuai arahan kedua orang tuanya dulu.
Menariknya, Lena ini ternyata pernah jadi guru ngaji di desanya, bahkan dijuluki spesialis tajwid. Hingga akhirnya Lena didapuk menjadi Pembina Pondok Pesantren Nurul Iman di Desa Parung Kecamatan Darma, sekarang ini.
Pada momentum Hari Kartini, dirinya mencoba menyampaikan pesan kepada kaum perempuan muda di Kuningan, apalagi yang sudah berkeluarga. “Jangan malas (dalam berusaha, red). Minimal bisa beli bedak dari penghasilan sendiri. Harus punya keahlian. Karena, naudzubillahiminzalik ya, kalau terjadi apa-apa pada suami, siapa nanti yang akan menghidupi keluarga?,” tandas Lena.
Ia juga menyampaikan pesan kepada pemerintah alias para pemangku kebijakan. “Kuota perempuan 30% itu harus betul-betul direalisasikan. Gali dan kasih kesempatan kepada perempuan untuk mengasah kemampuannya. Jangan cuma jadi jontrot (pemikat, red) saja,” pungkasnya. (deden)
Curriculum Vitae :
Nama : Lena Herlina, S.Sos, M.Ap.
Lahir : Kuningan, 11 juni 1979
Pendidikan :
S1 : UNISBA fakultas komunikasi UNISBA Bandung th 1997
S2 : Administrasi Publik UGJ 2021
Pengalaman :
Manager PT IBIZ Bandung thn 2021- 2025
Humas PR PT Radio Duta Muslim
Senior unit Manager PT Prudential Life Insurence 2009-2015
Owner Romantika Coffee sampe skrg
Owner La-parK Coffee sampe skrg
Ketua Dekopinda Kab. Kuningan sampe skrg
Ketua Yayasan Romantika sampe skrg
Ketua PKBM sampe skrg
Ketua TKRPP thn 2023-2024
Koni sampe skrg
Penggiat UMKM Kab. Kuningan thn 2016-skrg
Pembina Ponpes Nurul Iman di Desa Parung Kec. Darma