KUNINGAN (MASS) — Unit Penjamin Mutu Pesantren (UPMP) Pondok Pesantren Husnul Khotimah mengadakan Workshop Kurikulum Integrasi selama tiga hari, mulai Rabu (10/12/2025) hingga Jumat (12/12/2025). Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat mutu pembelajaran sekaligus merumuskan kurikulum pesantren yang lebih relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Kepala Unit UPMP, Ustadzah Mia Rusmia, S.Pt., M.Pd, menjelaskan bahwa workshop ini difokuskan pada penyatuan kurikulum di seluruh unit pendidikan agar memiliki arah yang sama dan lebih terintegrasi.
Menurutnya, kurikulum yang dirumuskan diberi nama Kurikulum AQIL, yang menjadi akronim dari empat kompetensi utama:
1. Attitude (Akhlak) – pembinaan akhlak, sikap, dan halaqah tarbawiyah.
2. Qur’anik – membentuk karakter qur’ani serta meningkatkan hafalan dan pemahaman Al-Qur’an.
3. Intelligence – penguatan akademik dan kemampuan bahasa agar santri mampu bersaing di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri.
4. Leadership – pembentukan jiwa kepemimpinan yang meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga santri siap berkontribusi di masyarakat.
“Workshop ini diharapkan dapat menyatukan seluruh kurikulum di Husnul Khotimah menjadi satu kesatuan yang utuh dan berkesinambungan. Dengan Kurikulum AQIL, kami ingin menghadirkan sistem pendidikan yang lebih kuat, modern, dan siap membawa Husnul Khotimah ke level internasional,” ujarnya.
Pemateri sekaligus praktisi pendidikan, Dr. Iman Subasman, S.Si., M.Si, menegaskan pentingnya pesantren memiliki kurikulum yang unggul, terpadu, dan adaptif.
“Sudah saatnya Husnul Khotimah memiliki kurikulum yang dapat menjadi rujukan bagi pesantren modern. Tim perumus diharapkan bekerja serius untuk mewujudkan harapan pendiri pesantren serta memenuhi kepercayaan para orang tua,” tuturnya.
Ia berharap upaya ini melahirkan gagasan besar yang akan menjadi tradisi evaluasi kurikulum secara berkala dan terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Kepala MTs Husnul Khotimah 2, Ayip Miftahudin, M.Pd, menyampaikan bahwa materi yang diberikan pada hari pertama sangat membuka wawasan seluruh peserta.
“Workshop ini menjadi langkah awal untuk merancang dan mengembangkan kurikulum yang siap diimplementasikan pada periode mendatang. Kami optimis kegiatan ini akan berkesinambungan dan mendapat dukungan dari semua pihak,” ungkapnya.
Perwakilan Bagian Bahasa, Ustadz Ahmad Fauzi, S.Pd, menambahkan bahwa selama ini kurikulum pesantren berjalan terpisah antara madrasah dan asrama sehingga perlu disatukan agar memiliki tujuan yang sama.
“Dengan kurikulum terintegrasi, kami berharap ada kesinambungan sehingga materi yang dipelajari santri di kelas bisa diperkuat di asrama, dan sebaliknya,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa integrasi kurikulum akan memperkuat kemampuan bahasa dan karakter santri secara lebih menyeluruh. Workshop Kurikulum Integrasi ini menjadi komitmen nyata Pesantren Husnul Khotimah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pembinaan santri.
“Melalui Kurikulum AQIL, pesantren berharap dapat mencetak generasi berakhlak mulia, berkualitas akademik, berjiwa kepemimpinan, serta mampu berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional,” ucapnya. (didin)
