KUNINGAN (MASS) – Wakil Bupati Kuningan Tuti Andriani, S.H., M.Kn. dalam sambutannya pada acara Istighosah Santri 2025 yang diselenggarakan di halaman Gedung DPRD Kabupaten Kuningan pada Senin (20/10/2025). Ia mengungkapkan rasa prihatin dan empati terhadap perlakuan yang diterima oleh pondok pesantren dari salah satu stasiun televisi swasta Trans7.
Dalam acara yang dihadiri oleh ratusan santri dan kyai tersebut, Wabup Tuti menekankan pentingnya menjaga kehormatan pesantren sebagai bagian dari identitas budaya dan agama masyarakat.
“Acara hari ini adalah kegiatan Istighosah bersama seluruh pondok pesantren di Kabupaten Kuningan. Kami berkumpul di sini dengan satu tujuan, yaitu untuk menyampaikan rasa keprihatinan kita semua atas apa yang terjadi,” ungkapnya.
Wabup Tuti juga mengambil andil keprihatinan yang sama, ia tidak menerima sebagai bagian dari masyarakat juga tidak menerima itu sampai dimasukan kedalam tayangan TV Nasional Trans 7.
“Saya sebagai bagian dari masyarakat juga merasakan sakit hati yang sama. Ketika Kiai dan guru kami mendapatkan perlakuan seperti itu kesakitan kita semua apa yang ditayangkan oleh salah satu televisi swasta itu Trans7,” tuturnya.
Acara Istighosah dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk para kyai, santri, dan anggota DPRD. Dalam suasana yang khusyuk, para peserta menggelar doa bersama, berharap agar Allah SWT memberikan petunjuk dan perlindungan kepada pesantren dari segala bentuk fitnah dan tuduhan yang tidak berdasar.
Lebih lanjut, Wabup Tuti menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pesantren. Sebagai pemimpin daerah, Wakil Bupati juga mengajak masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita negatif yang dapat merusak citra pesantren.
“Tentunya kami pun ketika Kiai Kami para guru kami mendapatkan perlakuan seperti itu yang disiarkan Kami turut prihatin turut merasakan sakit hatinya karena sama seperti santri-santriwati,” pungkasnya. (raqib)