KUNINGAN (MASS) – Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan seorang siswa SLTP kelas 9 di Kabupaten Indramayu, tidak bisa membaca, mengejutkan banyak pihak, termasuk Bupati Lucky Hakim.
Lucky, dalam statemen publiknya mengaku terkejut, apalagi setelah mengetahui siswa SLTA juga tidak mampu menyelesaikan soal perkalian sederhana, seperti 3 x 4.
Menanggapi fenomena tersebut, Andriyana, akademisi dan dosen bahasa di Kuningan, memberikan tanggapan. Ia menjelaskan bahwa kemampuan membaca adalah anugerah yang harus diasah.
“Secara ilmiah, manusia memiliki Language Acquisition Device (LAD) di otak yang berfokus pada perolehan bahasa. Kemampuan berbahasa ini perlu diasah agar sempurna, bahkan hingga tingkat multibahasa,” tuturnya kala diwawancara kuninganmass.com pada Selasa (9/9/2025).
Namun, Andriyana juga mengungkapkan bahwa ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan anak-anak tidak bisa membaca.
“Faktor internal seperti masalah psikologis, disleksia, atau tuna grahita ringan dapat memengaruhi kemampuan membaca anak. Oleh karena itu, sekolah harus bekerja sama dengan ahli lain untuk menangani keterlambatan membaca,” jelasnya.
Di sisi lain, faktor eksternal dari pendidikan itu sendiri juga sangat berpengaruh. Kualitas pendidikan yang diberikan di sekolah, serta metode pengajaran yang digunakan, dapat berkontribusi pada kemampuan membaca siswa.
“Penting bagi sekolah untuk mengevaluasi kurikulum dan metode pengajaran yang digunakan,” tambahnya.
Untuk mendeteksi kemampuan membaca anak, Andriyana menekankan pentingnya pelatihan dan monitoring sejak dini. “Penilaian harus dilakukan secara individu dan tidak hanya terfokus pada angka atau nilai ujian pilihan ganda. Kualitas kemampuan membaca harus menjadi prioritas,” ujarnya.
Meskipun modul dan kurikulum yang digunakan mungkin bagus, ia menekankan bahwa kondisi demografis harus disesuaikan dengan kurikulum membaca yang diterapkan. Metode konvensional juga masih dianggap efektif.
“Memanggil anak satu per satu untuk membaca di depan guru merupakan alat deteksi dini yang baik untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak,” pungkas Andriyana. (eki)