KUNINGAN (MASS) – Yayasan Husnul Khotimah (YHK) Kuningan secara resmi meluncurkan program “Wakaf Husnul Khotimah” dalam sebuah acara bertajuk Launching Wakaf Husnul Khotimah yang diselenggarakan di Gedung Serbaguna Husnul Khotimah (GSG HK), Sabtu (17/5/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Milad ke-31 YHK, yang menandai komitmen besar lembaga dalam mengembangkan wakaf produktif sebagai solusi pembangunan berkelanjutan bagi umat.
Acara dihadiri oleh jajaran pimpinan yayasan, para ustadz dan ustadzah, perwakilan santri, serta tamu kehormatan Wakil Bupati Kuningan, Hj. Tuti Andriani, S.H., M.Kn. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas langkah strategis Husnul Khotimah dalam memberdayakan potensi wakaf untuk kemajuan pendidikan dan kesehatan masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi peluncuran Wakaf Husnul Khotimah ini. Semoga program ini menjadi contoh baik bagi lembaga pendidikan Islam lainnya dalam mengelola wakaf secara produktif dan transparan,” ujar Tuti Andriani.
Dalam pidato peluncurannya, Ketua Umum Yayasan Husnul Khotimah Kuningan, KH. Mu’tamad, Lc., M.Pd. Al Hafidz, menyampaikan bahwa program wakaf ini merupakan langkah awal menuju visi besar Husnul Khotimah tahun 2044, yaitu mendirikan Universitas Islam bertaraf nasional, rumah sakit Islam, serta memperluas cabang lembaga pendidikan dan kemandirian ekonomi umat.
“Wakaf ini bukan hanya tentang donasi. Ini adalah investasi akhirat. Kami mengajak seluruh komponen masyarakat untuk terlibat aktif dan berkontribusi dalam gerakan ini,” tegasnya.
Acara dilanjutkan dengan sesi seminar bertema “Wakaf Produktif: Pilar Kemandirian Umat”, yang menghadirkan dua narasumber nasional. Dr. Oni Sahroni, Lc., M.A., anggota Dewan Syariah Nasional MUI dan Dewan Pengawas Syariah Bank Syariah Indonesia (BSI), menjelaskan bahwa wakaf merupakan amal jariyah paling strategis dalam membangun peradaban Islam sejak zaman sahabat Nabi SAW.
“Dahulu, para sahabat Nabi berlomba mewakafkan aset terbaiknya. Di masa kini, kita perlu mendigitalisasi literasi wakaf, termasuk wakaf uang, agar bisa membiayai lembaga-lembaga seperti sekolah, rumah sakit, dan pesantren secara berkelanjutan,” terang Dr. Oni.
Sementara itu, Ustadz Eko Priyanto, S.E., CWC., Direktur Wakaf Mulia Institute, menyoroti pentingnya profesionalisme dalam pengelolaan wakaf. Ia menekankan bahwa peran nazhir bukan hanya sebagai penerima amanah, tetapi juga sebagai manajer aset yang mampu bersinergi dengan sektor usaha dan keuangan modern.
“Wakaf uang adalah solusi konkret. Tapi harus dikelola secara transparan dan profesional agar membangun kepercayaan publik dan membuka partisipasi yang lebih luas,” ujarnya.
Direktur Lembaga Wakaf Husnul Khotimah, Ustadz. Jaruki A. Maulana, S.Pd., menjelaskan bahwa Gerakan Wakaf Husnul Khotimah ini dirancang agar semua kalangan bisa berkontribusi dengan cara yang sederhana namun bermakna.
“Kami mengajak santri, walisantri, pegawai, dan masyarakat umum untuk menyisihkan Rp 1.000 per hari selama bulan Mei. Dalam satu bulan, totalnya menjadi Rp 31.000, selaras dengan usia Yayasan yang kini memasuki milad ke-31,” terangnya.
Lebih lanjut, Ust. Jaruki mengungkap bahwa respons terhadap gerakan ini sangat positif.
“Alhamdulillah, sebelum acara launching saja, sudah terkumpul Rp 217.430.000. Setelah peluncuran dan dukungan luas dari berbagai pihak, hingga 17 Mei total dana wakaf yang terkumpul mencapai Rp 504.226.000,” tutupnya. (eki)