KUNINGAN (MASS) – Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar. Sudah semestinya menjadi teladan bagi negara muslim lainnya dalam hal ketaatan pada aturan agama Islam. Sayangnya hal itu tidak terjadi di Indonesia. Justru yang terjadi sebaliknya, banyak sekali pelanggaran syariah terjadi disini.
Berita viral yang menyesakkan dada saat ini adalah ‘fantasi sedarah’. Group horor di FB yang membuat bulu kuduk berdiri.
Bau busuk ‘fantasi sedarah’ buah dari sistem pergaulan rusak. Sistem yang menolak agama (Islam) sebagai aturan dalam kehidupan.
Titi Eko Rahayu sekretaris kementerian PPPA menyatakan harapannya pada FB. FB sebagai penyedia platform media sosial agar menjaga ruang digital, terjaga, tetap aman dan bersih. FB menjadi ruang aman bagi anak untuk tumbuh dan berkembang secara normal.
Dengan terungkapnya kasus ini Titi mengingatkan bahwa
masyarakat seharusnya teredukasi. Mendapatkan info yang benar dan bermanfaat sehingga memiliki literasi digital
dan seksualitas yang sehat (republika.co.id 17/5/2025). Dengan demikian diharapkan mengambil keputusan yang benar pula.
Runtuhnya Tatanan Keluarga
Keluarga idealnya menjadi tempat teraman bagi seluruh penghuninya. Tempat belajar dan mengambil nilai-nilai luhur dari orang tua/’signifikan person’. Gambaran diatas menunjukkan potret keluarga yang bobrok jauh dari nilai-nilai agama. Jauh dari norma-norma di masyarakat.
Faktanya masyarakat saat ini hidup bebas tanpa aturan agama. Agama dibatasi hanya di ranah privat. Agama dilarang mengatur urusan pergaulan, urusan ekonomi, pengaturan negara dan lain-lain. Kondisi masyarakat seperti ini hakikatnya adalah gambaran aturan liberal yang diterapkan oleh negara.
Fenomena fantasi sedarah, hadir demi kepuasan individu. Manusia yang memiliki akal berperilaku laksana hewan yang tak berakal. Ayah ibu yang seharusnya menjadi panutan dalam keluarga, malah hadir sebagai predator yang mengerikan. Manusia menghinakan dirinya dengan perilaku seperti itu.
Keluarga Rusak Karena Sistem Rusak
Idealnya keluarga itu ibarat kata hikmah ‘rumahku surgaku’. Orang tua berperan maksimal dalam pendidikan anak.
Anak-anak sudah semestinya mendapatkan rasa aman, pendidikan yang benar, kasih sayang tulus dari orang tua, serta bimbingan agama. Orang tua adalah teladan bagi anak. Ketika orang tua buruk, anak-anak akan terpapar keburukan orang tuanya.
Inses atau hubungan seksual dengan keluarga/sedarah adalah penyimpangan seksual yang merusak. Kenapa hal ini bisa terjadi? Jawaban yang tepat karena aturan yang diterapkan di tengah masyarakat adalah aturan sekuler. Aturan sekuler menganggap agama tidak boleh mengatur kehidupan.
Akhirnya keluarga menjadi rusak. Keluarga muslim terkena pengaruh aturan ini. Keluarga tidak punya visi yang jelas untuk apa keluarga dibangun. Anak-anak yang lahir mau dibentuk seperti apa dan menjadi apa juga tidak jelas.
Apalagi kalau dikaitkan dengan harapan bonus demografi Indonesia emas. Tidak ada yang bisa diharapkan dari generasi yang dilahirkan dari hubungan inses. Selain itu nasab menjadi rusak. Keluarga menjadi hancur.
Inses Melawan Kehendak Tuhan
Allah pencipta manusia, menghendaki seorang ayah menjadi penjaga bagi keluarganya agar tidak terjerumus pada siksa api neraka, Allah berfirman dalam surat At-Tahrim : “Wahai para ayah yang beriman jagalah dirimu sendiri dan keluarga kamu dari siksaan api neraka…”
Adanya keluarga memiliki beberapa fungsi yaitu; fungsi reproduksi; fungsi edukatif; fungsi protektif; fungsi rekreatif; fungsi religious. Seluruh fungsi tidak akan berjalan karena ada perilaku inses.
Fungsi edukatif otomatis tidak akan berjalan. Karena pendidikan macam apa yang diberikan pada keluarga pelaku inses. Perlindungan seperti apa yang diberikan oleh keluarga pelaku inses? Kasih sayang seperti apa yang diberikan pelaku inses?
Pelaku inses jelas menentang kehendak Tuhan dalam berbagai aturan. Masalah nasab dalam keluarga menjadi tidak jelas dan rusak karena perilaku inses. Masalah adab, masalah sopan santun menjadi rusak pula. Anakj uga menjadi rusak, generasi menjadi rusak.
Tujuan berkeluarga adalah mewujudkan kehidupan yang sakinah mawadah warahmah. Adanya perilaku inses tidak mungkin mewujudkan kondisi tersebut. Karena aturan berkeluarga sudah dirusak dan diinjak-injak oleh pelaku inses. Kehancuran dan kerusakan
Al-Qur’an mengharamkan perilaku inses, Allah berfirman
“Diharamkan bagi kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anak kamu yang perempuan; saudara-saudara kamu yang perempuan; saudara-saudara bapak kamu yang perempuan; saudara-saudara ibu kamu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sesusu; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaan kamu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan mengumpulkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau…” (QS An-Nisa: 23).
Inses adalah zina. Dan merupakan dosa besar. Pelakunya harus dihukum dengan hukuman rajam (apabila sudah menikah) dan dera (cambuk 100 kali). Inilah hukuman yang setimpal.
Negara tidak berdaya menghadapi kasus ini. Group Fantasi sedarah sudah dibubarkan. Namun kita tidak tahu pasti hukuman apa yang akan dijatuhkan pada pelaku inses yang sudah jelas meresahkan masyarakat.
Negara telah gagal dalam menjaga sendi kehidupan keluarga.
Apapun masalahnya Islam Solusi Nyata
Islam adalah jalan hidup yang benar/shahih. Yang mengatur semua urusan manusia. Syariah Islam telah menetapkan hukuman. Hukuman cambuk dan rajam bagi pelaku zina/inses bersifat jawazir dan jawabir.
Artinya sebagai tebusan dosa bagi pelakunya. Kemudian hukuman ini mampu menimbulkan efek jera bagi orang lain yang ingin melakukannya. Hukuman yang lengkap sempurna. ‘Paket komplit’.
Hukum syariah mewajibkan negara untuk mengurus rakyat dalam semua aspek kehidupan. Negara mengambil perannya sebagai raa’in/pengurus urusan rakyat. Termasuk menjaga hak-hak keluarga. Menjaga norma-norma keluarga dalam sistem sosial/pergaulan sesuai dengan Islam.
Dalam Islam negara memiliki kewajiban menjaga syariah agar tetap tegak. Termasuk kewajiban negara juga menjaga masyarakat agar menjauhi perilaku inses. Negara menetapkan tujuan pendidikan Islam yaitu membentuk kepribadian Islam pada setiap warganya.Yaitu memiliki pola pikir dan pola sikap yang Islami.
Selain itu negara punya kewajiban lain yaitu menjaga penduduknya agar keimanan dan ketakwaan tetap kokoh, menutup pintu-pintu maksiat. Setiap warga negara harus terikat dengan hukum syariah.
Negara Islam menerapkan berlapis benteng pertahanan agar kemaksiatan inses bisa dihindari. Pertama negara menjaga keimanan dan ketakwaan. Kedua, budaya amar ma’ruf nahi mungkar dihidupkan ditengah-tengah masyarakat.
Ketiga kebijakan media hanya hal-hal yang menguatkan keimanan dan ketakwaan; Keempat sistem sanksi yang membuat jera. Itulah kebijakan negara Islam yang mampu mencegah kemaksiatan inses.
Wallahu ‘alam bishowab
Penulis : Mardiyah
Aktivis Muslimah
