KUNINGAN (MASS) – Sosok muda satu ini hadir jadi angin segar dalam kontestasi tes seleksi Kepala Dusun di Desa Puncak, Kecamatan Cigugur. Ali Khowas, pria yang dikenal sebagai santri intelektual sekaligus aktivis pemberdayaan masyarakat dan sosial keagamaan, mencalonkan diri dan terpilih sebagai Kepala Dusun dengan tekad membangun dari akar rumput: dusun.
Berbekal latar belakang pendidikan Sarjana Hukum Keluarga Islam (S.H.) dan sedang menempuh Magister Hukum Keluarga Islam (M.H.), Ali tak sekadar memahami regulasi, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan spiritual yang menjadi ruh kepemimpinannya. Ia tumbuh di lingkungan santri bersama keluarga, yaitu Madrasah Al-Basithiyyah, sebuah lembaga pendidikan berbasis Al-Qur’an dan linguistik Arab.
Kang Ali adalah figur yang dekat dengan warga. Dalam beberapa tahun terakhir, ia aktif memfasilitasi kegiatan literasi desa, mendampingi anak muda berkarya, serta menggagas sejumlah program sosial seperti warung kopi edukatif, gerakan kemandirian ekonomi santri, hingga TBM berbasis kampung.
Dengan pengalamannya, ia memahami tantangan wilayah, karakter masyarakat, dan pentingnya tata kelola dusun yang transparan, partisipatif, serta berdaya. Visi besarnya adalah menjadikan dusun sebagai poros kemajuan desa — tempat tumbuhnya solidaritas, kemandirian, dan inovasi lokal.
“Dusun adalah pondasi desa. Jika dusun kuat, desa akan tangguh. Saya ingin menjadi jembatan antara harapan warga dan kebijakan desa. Mengabdi bukan sekadar jabatan, tetapi panggilan hati untuk pulang dan membangun,” ujar Kang Ali dengan mantap, Kamis (10/7/2025).
Ali Khowas Abdul Basith bukan sekedar calon kepala dusun terpilih — ia representasi dari harapan baru: pemimpin muda, religius, cakap hukum, dan berpihak pada rakyat kecil. Dukungan terus mengalir dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh agama, pemuda, hingga masyarakat petani.
Menurutnya, Kepala Dusun bukan hanya soal siapa yang menjabat, tapi siapa yang benar-benar siap bekerja. Dan Ali, siap membuktikan dirinya sebagai sosok yang siap menanggung amanah dengan kerja nyata, bukan sekadar janji. (eki)