KUNINGAN (MASS) – Bau menyengat alias polusi udara sekitar Bendungan Kuningan, salah satu proyek strategis nasional masa Presiden RI ke-7, sudah masuk kategori sangat mengganggu bagi warga setempat.
Tidak sekedar bau biasa, udara yang dihirup bahkan bikin pusing warga. Beberapa sempat dilaporkan sakit. Dan tidak hanya udara, polusi juga ditenggarai berdampak pada pasokan air warga.
Menanggapi hal itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuningan melalui Kabid Pengendalian, Pemulihan dan Penegakan Hukum Aca Supirta SP MP, mengaku pihaknya juga belum lama ini sudah berkunjung ke lokasi.
Pihaknya bersama SKPD lainnya, dari PUTR, Camat dan Kuwu, datang diundang anggota DPR RI Komisi 12, H Rokhmat Ardiyan. Jajaran pemerintah, bertemu langsung dengan perwakilan warga.
“Disana ada perwakilan masyarakat terdampak bau memberikan komentar, (intinya) bau dan minta direlokasi, itu yang kemarin saya tangkap,” ujarnya, Senin (11/8/2025).
Ia mengatakan, persoalan bau ini sudah jadi masalah Pemerintah Pusat, terutama Kementerian Lingkungan Hidup dan PU. Dan pada pertemuan kemarin, diwakili oleh BBWS.
Dijelaskannya, sejauh ini langkah yang sudah diambil adalah dibuat semacam owning, penyaringan agar cipratan air pembuangan dari bendungan itu setidaknya dihalangi.
“Itu (filter) sudah dipenuhi BBWS, (tapi) kemarin baunya masih ada. Kemarin tuntutan masyarakat minta ditambahin lagi (penyaringnya),” imbuhnya.
Saat itulah, kata Kabid Aca, H Ardiyan sebagai legislator pusat, meminta BBWS bergerak cepat agar permintaan warga bisa dipenuhi sesegera mungkin.
Soal wacana relokasi, ada sekitar 157 kk yang minta pindah. Kabid Aca bilang, H Ardiyan sudah meminta kajian secara seksama mulai dari penyebab bau, kenapa orang ingin pindah sampai kemana mereka akan pindah, sampai soal anggaran. Kajian harus ada karena relokasi ini bagian solusi jangka panjang.
“Pak Ardiyan menyampaikan akan berkoordinasi Kementrian LH, dan PU,” jelasnya.
Seperti diketahui, bau sekitar Bendungan Kuningan atau Waduk Cileuweung terus jadi masalah dalam beberapa tahun belakangan. Saking bermasalahnya, pada awal tahun 2024 dilaporkan ada ibu yang lumpuh karena terus menghirup udara bau menyengat. (eki)