KUNINGAN (MASS) – Banjir di wilayah Kecamatan Cipicung dan Ciawigebang, menyisakkan banyak cerita duka. Selain dua pagar sekolah roboh, 3 hektare sawah siap panen terimbas, puluhan rumah yang terendam, ada juga cerita pedagang yang harus merugi karena banjir awal pekan ini,
Hal itulah yang dirasakan Yusuf, warga Desa Cipicung Kecmatan Cipicung yang barang dagangannya banyak hanyut saat banjir menerjang.
Banyak slop rokok, serta dagangan lainnya yang tak bisa selamat kala warungnya yang ada di sebrang SDN Cipicung itu, dihempas luapan air setelah menumbangkan pagar sekolah.
“Banjir mulai setengah 3. Pas itu ngajeblag, cai ka warung sadaya. Masuk rumah warga sekitar tabuh 4 (Banjir mulai setengah tiga, pas pagar sekolah roboh, airnya ke warung semua. Air ke rumah warga sekitar jam 4),” ujarnya.
Ia mengaku, selama 30 tahun disana baru kali ini wilayahnya tergenang banjir dan cukup parah. Saat air menerjang warungnya, ia tengah duduk-duduk di depan tempat usahanya itu.
“Kok tambah naik ka musala caina, jebol (kok airnya tambah tinggai, bahkan naik ke musala sekolah, terus pagar sekolah jebol),” kata Yusuf.
Ia mengatakan, saat itu warga bergerak cepat dengan mengevakuasi material pagar dan memindahkannya dari akses jalan raya ke pinggir.
“Loba kendaraan ngalangkung, katutup ku air teu katingali (kalo tidak diambil material longsorannya, banyak kendaraan yang lewat dan gak bisa lihat karena tertutup air),” paparnya.
Meski barang dagangannya banyak yang hanyut, Yusuf terluhat cukup tegar. Ia langsung berdagang kembali sehari setelah kejadian. Tentu, itu dilakukan agar dapurnya bisa terus ngebul. (eki)