KUNINGAN (MASS) – Sebanyak 109.584 kepala keluarga di Kabupaten Kuningan menerima bantuan sosial pangan selama periode 2023 hingga 2024. Total anggaran yang tersalurkan mencapai Rp21.916.800.000, berdasarkan data resmi yang dipublikasikan melalui laman Open Data Kuningan dan diperbarui pada 8 April 2025.
Program itu menjadi bagian dari upaya pengurangan beban hidup masyarakat berpenghasilan rendah di tengah situasi ekonomi yang masih penuh tantangan. Bantuan tersebut diberikan untuk membantu pemenuhan kebutuhan pangan keluarga penerima.
Data yang dirilis menunjukkan distribusi penerima mencakup hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Kuningan. Mekanisme penyaluran dilakukan dalam beberapa tahap sepanjang periode tersebut.
Aktivis sosial Kabupaten Kuningan, Dimas Hidayatullah menilai, bantuan sosial pangan memiliki peran penting, tetapi perlu disertai langkah lanjutan.
“Bantuan sosial pangan ini memang penting untuk mengurangi beban masyarakat. Namun, menurut saya, langkah berikutnya harus lebih fokus pada program pemberdayaan agar keluarga penerima tidak selamanya bergantung pada bantuan,” ujarnya, Sabtu (26/7/2025).
Menurut Dimas, penguatan program ekonomi produktif dapat menjadi strategi berkelanjutan untuk menekan angka kemiskinan. Ia menekankan perlunya pendekatan yang tidak hanya bersifat konsumtif, melainkan mampu menciptakan kemandirian.
Hingga kini, bantuan sosial pangan dianggap cukup membantu menjaga stabilitas kebutuhan dasar keluarga rentan. Namun, persoalan klasik seperti pembaruan data penerima dan perpindahan domisili masih menjadi tantangan tersendiri dalam pendistribusian.
Keterbukaan data publik yang tersedia di Open Data Kuningan memberi peluang bagi masyarakat untuk ikut memantau jalannya program tersebut. Transparansi diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan sekaligus mengurangi potensi ketidaktepatan sasaran.
“Saya sih berharap agar ke depan, program bantuan sosial pangan diintegrasikan dengan pelatihan keterampilan, akses permodalan, atau dukungan usaha kecil. Harapannya, penerima bantuan dapat bertransformasi menjadi keluarga yang mandiri secara ekonomi,” harapnya. (argi)