KUNINGAN (MASS) – Bahwa sesunguhnya banyak ayat al-Qur’an yang menegaskan bahwa Allah memiliki Balatentara. Antara lain dalam Surat al-Fath Ayat 4 dan 7:
“…Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.”
(QS. Al-Fath/48: 4).
“Dan milik Allah bala tentara langit dan bumi. Dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”
(QS. Al-Fath/48: 7).
Tafsir Kementrian Agama RI tentang Surat al-Fath ayat 4 dan 7 sebagai berikut:
Diriwayatkan bahwa setelah Perjanjian Hudaibiyyah, Ibnu Ubay berkata:
“Apakah Muhammad mengira bahwa setelah terjadi perdamaian Hudaibiyyah, ia tidak mempunyai musuh lagi?
Bukankah masih ada kerajaan Persia dan Romawi?”
Maka turunlah ayat ini (ayat 7) yang menerangkan bahwa Allah mempunyai tentara langit dan bumi, yang dapat mengalahkan tentara atau kekuatan apa pun jika Dia menghendakinya.
Orang-orang munafik dan orang- orang musyrik tidak akan dapat menantang kekuasaan dan kehendak Allah karena Dia mempunyai tentara yang kuat di langit dan di bumi, yang terdiri dari: malaikat, jin, manusia, petir, angin, banjir, gempa, dan sebagainya. Semuanya itu dapat dikerahkan Allah kapan saja Dia kehendaki untuk menghancurkan orang-orang yang ingkar kepada-Nya.
Dalam ayat 4 telah diterangkan bahwa Allah mempunyai tentara di langit dan di bumi.
Dalam ayat 7 diulang lagi perkataan tersebut. Fungsinya ialah untuk menjelaskan bahwa Allah mempunyai tentara untuk menyampaikan rahmat dan menurunkan azab-Nya.
Ayat 4 menerangkan tentara yang menyampaikan nikmat, sedangkan ayat 7 menerangkan tentara yang menurunkan azab.
Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa Allah Mahaperkasa, tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkan dan menandingi-Nya.
Dia Mahabijaksana melakukan segala macam tindakan sesuai dengan faedah dan manfaatnya.
Kisah Umat-umat Terdahulu
Banyak ayat al-Qur’an yang mengisahkan umat terdahulu yang telah menantang murka Allah. Karena itu Allah binasakan mereka. Mereka dengan lancang berani menantang murkaNya dengan mengingkari utusan-Nya, serta melakukan berbagai penyimpangan dan kerusakan. Maka Allah turunkan BalarentaraNya.
Kaum Nabi Nuh
Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (QS. Al-Ankabut: 14).
Kaum Nabi Hud
Nabi Hud diutus untuk kaum ‘Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (QS. Attaubah: 70, Alqamar: 18, Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13).
Kaum Nabi Saleh
Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (QS. Al-Hijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).
Kaum Nabi Luth
Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan sex menyimpang, yaitu hanya mau menikah dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Kendati sudah diberi peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri (QS. Al-Syu’araa: 160, Annaml: 54, Alhijr: 67, Alfurqan: 38, Qaf: 12).
Kaum Nabi Syu’aib
Nabi Syu”aib diutus kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Kendati mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu tak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa (QS. Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).
Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah) (QS AlHijr: 78, Alsyu’araa: 176, Shaad: 13, Qaaf: 14).
Kaum Mabi Musa
Untuk kaum Bani Israil yang ditindas oleh Fir”aun, Allah mengutus Nabi Musa dan Nabi Harun untuk memperingatkan Fi’raun akan azab Allah. Namun, Fir’aun malah mengaku sebagai tuhan. Ia akhirnya ditenggelamkan di Laut Merah dan jasadnya berhasil diselamatkan. Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir (QS. Albaqarah: 50 dan Yunus: 92).
“Itulah beberapa berita tentang negeri-negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad). Di antara negeri-negeri itu sebagian masih ada bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah.”
“Dan Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri, karena itu tidak bermanfaat sedikit pun bagi yang mereka sembah selain Allah. Ketika siksaan Tuhanmu datang, sesembahan itu hanya menambah kebinasaan bagi mereka.”
“Dan begitulah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri-negeri yang berbuat zalim. Sungguh, siksa-Nya sangat pedih, sangat berat.”
“Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Itulah hari ketika semua manusia dikumpulkan (untuk dihisab), dan itulah hari yang disaksikan (oleh semua makhluk).”
(QS. Hud/11: 100-103).
Wujud Balatentara Allah
Seluruh alam semesta adalah Balatentara Allah: langit, bumi, hewan, tumbuhan, angin dan makhluk-makhluk lainnya, juga pasukan yang siap mengemban apapun kehendak Sang Pencipta. Selain itu ada pula tentara Allah yang tak dapat disaksikan oleh mata kepala manusia.
Berikut beberapa bukti turunnya Balatentara Allah, baik untuk tujuan menegakkan kebenaran maupun untuk menumpas kemunkaran.
1. Air yang telah menenggelamkan kaum Nabi Nuh (al-Ankabut: 14) dan Fir’aun (al-Baqarah: 50).
2. Angin yang telah menghancurkan umat Nabi Hud dan Nabi Saleh (al-Taubah: 70), dan pasukan koalisi Quresy-Yahudi dalam perang Khandaq (al-Ahzab: 9-11).
3. Tanah/gempa bumi dahsyat yang telah menenggelamkan kaum Nabi Luth (al-Syu’ara: 160).
4. Batu, hujan batu yang telah memusnahkan kaum Nabi Luth (Qaf: 12).
5. Petir, yang telah menghancurkan kaum Nabi Hud (al-Najm: 50).
6. Burung Hudhud yang menjadi sebab Negeri Saba’ menjadi beriman kepada Allah.
7. Gajah pasukan Abrahah tidak mau menyerang Ka’bah (al-Fil: 1).
8. Burung Ababil yang menghancurkan pasukan yang akan menyerang Ka’bah (al-Fil: 3).
9. Burung gagak yang mengajari Qabil cara mengubur orang mati (al-Maidah: 31).
10. Api yang menyelamatkan Nabi Ibrahim (al-Anbiya: 69).
Begitu banyaknya balatentara Allah, hingga tidak ada yang mengetahuinya selain Dia:
“Tidak ada yang tahu berapa jumlah pasukan Tuhanmu kecuali Dia…” (QS. Al-Muddatsir: 31).
Faktor-faktor Penyebab yang Mengundang Murka Allah
Rasulullah SAW telah menerangkan berbagai bentuk dan penyebab kebinasaan umat-umat yang telah berlalu dalam sejumlah hadits.
Berikut beberapa faktor yang mengakibatkan kehancuran umat-umat terdahulu.
Pertama: Kafir Nikmat
“Sesungguhnya bagi kaum Saba`, ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun yang berada di sebelah kanan dan di sebelah kiri.(Dikatakan kepada mereka), ‘Makanlah kalian berupa rezeki yang Rabb kalian (anugerahkan) dan bersyukurlah kalian kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Rabb-mu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun.’ Akan tetapi, mereka berpaling maka Kami mendatangkan banjir besar kepada mereka dan mengganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pepohonan) yang berbuah pahit, pohon Atsl, dan sedikit pohon Sidr. Demikianlah, Kami membalas mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan adzab (yang demikian itu), kecuali hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.” (Saba`: 15-17).
Kedua: Menyelisihi Rasulullah SAW
“Dan demikianlah (kisah) kaum ‘Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Rabb mereka, mendurhakai rasul-rasul Allah, dan menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran). Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini begitu pula pada hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya kaum ‘Ad itu kafir kepada Rabb mereka. Ingatlah, binasalah kaum ‘Ad, (yaitu) kaum Hud itu.” (Hud: 59-60).
Ketiga: Perbuatan Kezhaliman
“Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zhalim, dan Kami telah menetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.” (Al-Kahf: 59).
Keempat: Banyaknya Kerusakan dan Kebejatan
“Dan jika hendak membinasakan suatu negeri, Kami memerintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah), tetapi mereka melakukan kefasikan dalam negeri itu maka sudah sepantasnya perkataan (ketentuan Kami) berlaku terhadapnya, kemudian Kami menghancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Al-Isra`: 16).
Zainab bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami akan dibinasakan, sementara orang-orang shalih berada di tengah-tengah kita?”
Beliau menjawab,
نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ
“Iya, apabila kebejatan sudah sangat banyak.”
Kelima: Perbuatan Dosa dan Maksiat
“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal Kami telah meneguhkan (kedudukan) mereka di muka bumi dengan (keteguhan) yang belum pernah Kami berikan kepada kalian, serta Kami mencurahkan hujan lebat atas mereka dan menjadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami membinasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami menciptakan generasi lain sesudah mereka.” (Al-An’am: 6).
Keenam: Berlomba-Lomba dalam Menggapai Dunia
Nabi SAW bersabda:
“Demi Allah, bukanlah kefakiran yang saya khawatirkan terhadap kalian. Akan tetapi, saya mengkhawatirkan bahwa dunia akan dihamparkan untuk kalian sebagaimana telah dihamparkan untuk umat-umat sebelum kalian, kemudian kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana orang-orang sebelum kalian berlomba-berlomba mendapatkannya, kemudian kalian pun dibinasakan oleh dunia itu sebagaimana orang- orang sebelum kalian telah dibinasakan olehnya.”
“Dan jika Allah melapangkan rezeki hamba-hamba-Nya, niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di muka bumi, tetapi Dia menurunkan sesuai dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (Asy-Syura: 27).
Ketujuh: Bermuamalah dengan Cara Riba dan Tersebarnya Perzinahan
Rasulullah SAW bersabda:
مَا ظَهَرَ فِيْ قَوْمٍ الرِّبَا وَالزِّنَا إِلَّا أَحَلُّوا بِأَنْفُسِهِمْ عِقَابَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Tidaklah riba dan perzinahan tampak pada suatu kaum, kecuali bahwa mereka telah menghalalkan siksa Allah ‘Azza wa Jalla terhadap diri-diri mereka sendiri.”
Kedelapan: Meremehkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Nabi SAW bersabda:
مَا مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيْهِمْ بِالْمَعَاصِيْ ثُمَّ يَقْدِرُوْنَ عَلَى أَنْ يُغَيِّرُوا ثُمَّ لاَ يُغَيِّرُوا إِلاَّ يُوْشِكُ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ مِنْهُ بِعِقَابٍ
“Tidaklah suatu kaum yang kemaksiatan-kemaksiatan diperbuat di antara mereka, kemudian mereka sanggup untuk mengubahnya, tetapi mereka tidak mengubahnya, kecuali dikhawatirkan bahwa Allah akan menimpakan siksaan kepada mereka secara umum.”
Kesembilan: Hilangnya Keadilan dan Tidak Ditegakkannya Hukum-Hukum Allah
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيْهِمُ الشَّرِيْفُ تَرَكُوْهُ ، وَإِذَا سَرَقَ فِيْهِمُ الضَّعِيْفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ ، وَايْمُ اللَّهِ ، لَوْ أَنَّ
فَاطِمَةَ ابْنَةَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا
“Sesungguhnya, hal yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah, apabila seseorang yang terhormat di antara mereka mencuri, mereka membiarkannya, (tetapi,) jika seseorang yang lemah di antara mereka mencuri, mereka menegakkan hukum had terhadapnya. Demi Allah, andaikata Fathimah, putri (Nabi) Muhammad, mencuri, sungguh saya akan memotong tangannya.”
Kesepuluh: Ekstrem dalam Segala Perkara
Nabi SAW bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِي الدِّيْنِ
“Berhati-hatilah kalian terhadap sikap ekstrem karena sesungguhnya hal yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah sikap ekstrem dalam beragama.”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda sebanyak tiga kali;
هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُوْنَ
“Celakalah Al-Mutanaththi’un (orang-orang yang berlebihan dalam ucapan dan perbuatan).”
Renungan
Mengawali tahun 2020 ini kita dikejutkan oleh rentetan bencana yang bertubi-tubi, terutama yang bersumber dari pergerakan air, angin, tanah.
Tidak heran semakin banyak yang berpendapat bahwa faktor-faktor penyebab yang telah mengundang murka Allah pada umat-umat terdahulu itu, semuanya kini telah berkumpul di zaman kita.
والله اعلم
Bagaimana menurut anda?
Hadanallahu Waiyyakum Ajma’in
Awang Dadang Hermawan : 19530430 TITIK
Rujukan
https://rmuslim.id/quran/al-fath.
https://www.hpw.com/azab-umat-para-nabi-terdahulu-dan-masa-sekarang-di-pagi-hari/
https://kmr.com/news/mui-kehancuran-umat-banyak-disebabkan-buruknya-akhlak
https/indonesia101press.com/2002/07/112/al-quran-berkata-tentang-sebab-sebab-kehancuran-umat-manusia.
https://www.org/kebinasaan-umat-terdahulu.
http://zhd9.blogspot.com//11/tentara-allah-yang-menghancurakan
************************