KUNINGAN (MASS) – Pondok Pesantren Al-Ghoffaar Cikaso memperingati Hari Santri Nasional 2025 dengan serangkaian kegiatan bertajuk “Dari Pesantren untuk Peradaban”. Kegiatan yang berlangsung sejak 21 hingga 24 Oktober 2025 ini melibatkan ratusan santri, para asatidz, dan masyarakat Desa Cikaso.
Kegiatan dimulai dengan aksi bhakti sosial (baksos) di 22 mushala yang tersebar di Desa Cikaso dan sekitarnya. Ratusan santri turun membersihkan lingkungan, menata perlengkapan ibadah, dan memperindah area sekitar rumah ibadah. Warga desa menyambut dengan antusias, bahkan beberapa pengurus mushala menyampaikan rasa syukur karena suasana ibadah menjadi lebih bersih dan nyaman.
Menurut pengasuh Pondok Pesantren Al-Ghoffaar, K.H. Dudu Abdussomad HM, kegiatan ini memiliki makna spiritual dan sosial yang dalam. “Kami ingin menanamkan kepada santri bahwa menjaga kebersihan rumah Allah adalah bagian dari iman. Ini bukan sekadar kerja bakti, tapi latihan ruhani agar mereka tumbuh dengan kepekaan terhadap lingkungan dan masyarakat,” ujar KH Dudu.
Semangat pengabdian itu berlanjut melalui program “Al-Ghoffaar Peduli” pada Rabu, 22 Oktober 2025. Lebih dari seratus paket santunan berisi bahan pokok dan uang tunai disalurkan kepada masyarakat dhuafa di Desa Cikaso dan sekitarnya. Dana kegiatan berasal dari donasi para dermawan dan dukungan jamaah pesantren. Sejak Muharram 1447 H, kegiatan serupa rutin digelar setiap bulan sebagai bagian dari dakwah sosial Al-Ghoffaar.
“Pesantren bukan menara gading yang terpisah dari masyarakat. Santri harus tumbuh dengan kesadaran sosial bahwa keberagamaan sejati diwujudkan dalam kepedulian terhadap sesama,” tambah pimpinan pondok yang akrab disapa Abah Dudu.
Bhakti sosial santri Al-Ghoffaar memperingati Hari Santi Nasional 2025.
Puncak intelektual Hari Santri berlangsung pada Kamis, 23 Oktober 2025, melalui talkshow bertema “Dari Pesantren untuk Peradaban”. Acara menghadirkan Dr. H. Muhamad Nurdin, S.Ag., M.Pd.I dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kuningan dan Ustadz Dadan Rohmatun Ramdan, Lc, Dewan Pakar DMI Kabupaten Kuningan.
Talkshow yang digelar di Masjid Al-Ghoffaar diikuti lebih dari 425 santri dan tamu undangan. Diskusi mengupas peran pesantren dan santri sebagai kekuatan moral dan intelektual bangsa. Malam harinya, para santri mengadakan nonton bareng film “Negeri 5 Menara” sebagai hiburan edukatif yang menumbuhkan semangat menuntut ilmu dan berjuang meraih cita-cita.
Sebagai penutup, Jumat 24 Oktober 2025, para santri melakukan aksi penanaman pohon produktif dan pohon pengikat air di sekitar kompleks pesantren dan beberapa titik di Desa Cikaso. Jenis pohon yang ditanam antara lain alpukat, gintung, dan beringin, tanaman yang bermanfaat secara ekologis maupun ekonomis.
Menurut Abah Dudu, kegiatan ini menjadi bagian dari pendidikan ekologis di pesantren. “Santri bukan hanya belajar kitab, tapi juga belajar menjaga bumi. Menanam pohon berarti menanam pahala dan masa depan,” tuturnya.
Melalui seluruh rangkaian kegiatan ini, kata Abah Dudu, Pondok Pesantren Al-Ghoffaar meneguhkan jati dirinya sebagai lembaga yang hidup bersama masyarakat, menebar rahmat, dan menjaga alam. Semangat santri sejati bukan hanya belajar, tetapi memberi manfaat bagi sesama dan peradaban. Dengan demikian, dari pesantren, semangat kebajikan itu tumbuh, dan dari santri, peradaban itu berlanjut.
Khusus soal Hari Santri, lanjutnya, bukanlah seremoni tahunan, tetapi momentum meneguhkan peran santri sebagai penerus estafet peradaban Islam dan penjaga nilai-nilai kemanusiaan. Selaras dengan tema nasional “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia,” Pesantren Al-Ghoffar menegaskan komitmennya untuk melahirkan generasi santri yang berdaya, berilmu, dan berperan aktif dalam kehidupan sosial. (eki)
