KUNINGAN (MASS) – Beberapa hari lalu, tim sepak bola Pesik Kuningan memastikan diri lolos ke babak semifinal Liga 4 Seri 1 Piala Gubernur Jawa Barat tahun 2025. Kabar gembira ini langsung menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat pecinta sepak bola di Kabupaten Kuningan, terutama setelah diunggah di akun Instagram resmi Pesik Kuningan. Unggahan tersebut menampilkan foto Bupati Kuningan yang tampak besar dan dominan, memicu berbagai pertanyaan dari para penggemar.
Masyarakat beramai-ramai bertanya-tanya tentang foto Bupati yang muncul dalam unggahan tersebut. Banyak cuitan di kolom komentar yang mempertanyakan apa kontribusi Bupati terhadap kesuksesan tim hingga mendapatkan tempat utama dalam postingan tersebut. Tak sedikit yang mencurahkan uneg-uneg mereka tentang bagaimana posisi Bupati dalam perjalanan tim menuju semifinal.
Ketika dikonfirmasi, salah satu suporter setia Pesik Kuningan, Farel, yang merupakan perwakilan dari suporter Horse City Troops, mengungkapkan rasa ketidakpuasannya. “Kami mempertanyakan kontribusi Bupati dalam tim ini. Banyak dari pemain kami yang belum mendapatkan apresiasi yang layak,” ujar Farel kala ditemui kuninganmass.com pada Sabtu (22/11/2025).
Ia merasa dalam proses seleksi tim yang seharusnya lebih memperhatikan potensi anak-anak Kuningan. Dukungan dari pemerintah daerah memang sangat diharapkan, tetapi bukan sekadar simbolik.
“Seharusnya jika Bupati ingin berkontribusi, dukungan itu bisa berupa pengembangan pemain lokal dan peningkatan fasilitas. Namun, jika melihat komposisi tim saat ini, kami merasa pemain lokal lebih sedikit dibandingkan pemain dari luar daerah,” tuturnya.
Foto Bupati seolah-olah lebih besar dari peran para pemain dan pelatih saat ini. Mereka ingin melihat lebih banyak pemain yang berasal dari Kuningan berkontribusi di tim inti. Menurut Farel, keberhasilan tim tidak hanya dilihat dari hasil pertandingan, tetapi juga dari bagaimana tim mengangkat nama daerah dan memberikan kesempatan kepada pemain lokal.
“Berkontribusi apa Bupati di Pesik Kuningan, ada bahasa dari pemain belum di apresiasi, setau saya kan udah swasta, bukan milik pemda lagi,” paparnya. (raqib)
