KUNINGAN (MASS) – Ketua DPC IMM Kuningan Younggy Septhandika Permana menyoroti fungsi DPD IMM Jawa Barat.
Hal itu diutarakannya setelah pihaknya menyelenggarakan pelantikan akbar pimpinan komisariat IMM se-Kabupaten Kuningan dan rapat koordinasi dan silaturahmi cabang IMM se-Jawa Barat baru-baru ini, menuju musyawarah daerah IMM Jabar.
Dikatakan Younggy, beberapa pimpinan cabang di Jawa Barat yang kala itu hadir di Kuningan, membawa permasalahannya masing-masing. Karenanya, hipotesis yang diambilnya, DPD IMM Jabar telah mati fungsinya.
“Kita ambil dari segi humanitas yang gagal, dengan banyaknya cabang yang tidak tersosialisasikan dari aspek pendiasporaan dan kaderisasi yang tidak berjalan sampai tatanan cabang yang di Jabar. Banyak kota ataupun kabupaten yang tidak di berdayakan oleh DPD,” tudingnya, Selasa (1/2/2022) malam.
DPD, lanjutnya, akan datang ketika momentum Musyda, Muktamar Maupun Musycab. Seolah-olah DPD peduli terhadap cabang.
Padahal, kata Younggy, orang orang yang mengisi kursi DPD sekarang sedang dalam tahap pendekatan untuk melanggengkan kekuasaan rezim sekarang.
“Dari segi religiusitas, sangat nihil tidak ada satupun gerakan yang berbasis religiusitas sampai saat ini direalisasikan. Sehingga, yang terjadi minimnya gerakan dakwah yang dijalankan,” sebutnya.
Lebih lanjut, Younggy juga mangatakan dari segi intelektualitas hanya ada satu gerakan yang dicanangkan DPD, yakni ketika mengkritisi sengketa panti Muhammadiyah. Itupun sampai saat ini, gerakan-gerakan tersebut tidak lagi digaungkan.
“Dan ini menandakan bahwa DPD IMM Jabar seolah-olah, ketika di dalam seekor maung tetapi ketika di luar seekor kucing. Dan bagi kita, DPD ini telah kehilangan fungsi sebagai organisasi yang memperjuangkan kebenaran,” ucapnya.
Younggy juga menyinggung soal ‘katanya DPD 1CM dekat dengan gubernur’. Tetapi, lanjutnya, hasil dari kedekatan tersebut tidak menghasilkan apapun.
Padahal kedekatan itu harusnya bisa menjadi salah satu solusi, yaitu pemberdayaan pimpinan cabang Se-Jabar.
“Tetapi semua diraup sendiri oleh orang orang yang menjabat di DPD sekarang dan pada akhirnya kepentingan pribadi lebih besar daripada kepentingan organisasi,” ungkapnya.
Musyda DPD IMM sendiri tinggal menunggu hitungan bulan. Masih kata Younggy, meski belum dilaksanakan, ternyata soal tuan rumah, calon ketua dan struktural sudah tertata rapih oleh rezim sekarang untuk melanggengkan kekuasaan rezim.
“Apa fungsinya musyawarah daerah bila sudah keliatan siapa yang akan mengisi struktural periode selanjutnya. Yang pada akhirnya musyda ini sebagai ajang ceremonial semata, dan bagi IMM Kuningan hal tersebut hanya buang-buang tenaga, pikiran, operasional dan tentu waktu,” sebutnya.
Menurut Younggy, hal itu jadi indikasi kehancuran IMM di Jawa Barat hanya tinggal menunggu waktu saja, dan baginya adalah sebuah kemunduran yang sangat tragis.
“IMM Kuningan menyimpulkan sebuah solusi dari hasil Rakorcab dengan beberapa Pimpinan Cabang Se-Jabar bahwa hanya ada satu solusi yaitu Ganti Rezim! Jika tidak DPD IMM Jabar hanya tinggal sebuah nama dan tidak mempunyai integritas,” pungkasnya. (eki)