Connect with us

Hi, what are you looking for?

Politics

Yosa Ikut Tolak RUU Cipta Lapangan Kerja

KUNINGAN (MASS) – Seperti diketahui rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Lapangan Kerja atau Omnibus Law banyak menuai penolakan dari berbagai kalangan masyarakat termasuk  di Jawa Barat.

Bagaimana dengan wakil rakyat? Ternyata anggota DPRD Jawa Barat Yosa Octora Santono bersama Fraksi Partai Demokrat dari pusat sampai daerah konsisten menolak RUU tersebut.

Aksi massa selalu berdatangan ke Gedung Sate dan Gedung DPRD Jawa Barat. Mereka  kossinten untuk menyampaikan aspirasinya.

Pada Kamis (16/7/2020) mahasiswa yang tergabung dalam Poros Revolusi Mahasiswa Bandung (PRMB) melakukan aksi di depan Gedung DPRD Jawa Barat.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Mereka bersamma komunitas Literasi Pemuda Bandung, mereka melakukan aksi menolak disahkannya RUU Omnibus Law.

Perwakilan DPRD Jabar Fraksi Demokrat, Irfan Surganagara dan Yosa Octora Santono menemui massa aksi. Mereka menyatakan dukungan dalam menolak disahkannya RUU kontroversial itu.

Audiensi ini pun berbuah sebuah kesepakatan antara DPRD Jabar dengan massa aksi. 


“Kami sama menolak Omnibus Law. Saya mewakili seluruh fraksi, ketua DPRD, wakil ketua DPRD satu, dua, tiga, berikut ketua Banggar dan lain-lain. Saya ulangi lagi menolak Omnibus Law,” timpal Yosa, legislator asal Dapil 13 (Kuningan, Ciamis, Pangandaran dan Kota Banjar).

Advertisement. Scroll to continue reading.


Sementara, Koordinator Aksi, Ilyas Ali Yusni dan perwakilan pelajar dan pemuda, Indra bersama Yosa menandatangani kesepakatan tersebut.

Kesepakatan itu berisi tuntutan agar DPRD Jabar menolak RUU Omnibus Law, mengesahkan RUU PKS dan mencabut UU Minerba.


Masih dibulan Juli, sejumlah ormas yang tergabung dalam Markas Daerah (Mada) Jabar Laskar Merah Putih menggelar aksi di gedung sate dan gedung DPRD Jabar.

Ketua Mada Jabar Laskar Merah Putih, Ukur Purba, menyampaikan aspirasi melalui asksi damai yang ditujukan  kepada ketua dan para anggota DPRD dan jajaran pejabat kepemerintahan Provinsi Jawa Barat.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Pertama, keprihatinan atas dinamika sosial politik yang berkembang seiring dengan Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang dilakukan elite politik Senayan mengakibatkan timbulnya gelombang aksi unjuk rasa di berbagai wilayah, khususnya Jawa Barat.Hal ini menunjukka bahwa elite politik Senayan tidak memiliki kepekaan (sense of crisis).

Kedua, keprihatinan atas kondisi bangsa saat ini terutama terkait sosial-ekonomi dampak Covid-19, tingginya angka positif Covid-19. Terutama angka kematian, pengangguran tinggi, terjadinya PHK massal, dan kriminalitas yang makin marak.

Ketiga, keprihatinan tentang rangkap jabatan di BUMN. Sehingga berpotensi terjadinya penyelewengan/korupsi.

Keempat, keprihatinan atas kinerja para menteri di Kabinet Indonesia Maju tidak bekerja secara maksimal.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Berangkat dari keprihatinan dan pemikiran itu, maka kami, elemen anak bangsa yang tergabung dalam ormas Laskar Merah Putih Jawa Barat, yang sadar akan kedudukan serta peran dan fungsinya, dengan ini menyatakan sikap dan meminta kepada ketua DPRD dan Psmerintah Provinsi Jawa Barat untuk menerima dan menyampaikan kepada DPR RI/Pemerintah Pusat,” beber Ukur, di ruang pansus DPRD Jawa Barat, Jumat (17/7/2020).


Aspirasi Laskar Merah Putih tersebut diterima Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Yosa Octora Santono dari Fraksi Demokrat dan Raden Tedi, Fraksi PAN.

DPRD telah menerima utusan dan aspirasi dari organisasi kemasyarakatan Markas Besar Daerah Laskar Merah Putih Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut:


Meminta kepada pemerintah pusat agar susunan anggota berikut ketua dari BPIP berasal dari unsur ketua umum partai politik, agar tidak ada politik kepentingan antar parpol. Meminta kepada pemerintah pusat tidak ada rangkap jabatan di BUMN.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Agar minta pemerintah pusat dan parlemen DPR RI untuk menggagalkan/menghentikan RUU HIP.

Agar pengawasan Covid-19 bisa dievaluasi dalam hal penyediaan APD, khususnya masker harus merata untuk masyarakat Jawa Barat.

Agar DPRD Provinsi Jawa Barat mengawali kinerja gubernur dalam bantuan sosial, bantuan keuangan juga pogram penyehatan ekonomi, khususnya di level UKM dan menengah.

Kiranya gubernur memberikan pelatihan khusus ke lembaga Laskar Merah Putih dalam bentuk bantuan keuangan/hibah, dikarenakan ormas punya hak yang sama diperhatikan dan dicintai gubernur.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Meminta kepada DPR RI/pemerintah segera menetapkan RUU BPIP. Mendukung pogram pemakaian masker yang dicanangkan pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Aspirasi itu ditandatanagi angota DPRD Provinsi Jawa Barat, yang diwakili olehYosa Octora Santono dan Raden Tedi. Selain itu ditandatangani pengurus Ormas Markas Besar Daerah Laskar Merah Putih Provinsi Jawa Barat. (agus)

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version