KUNINGAN (MASS)- Saat ini, kita tidak hanya sedang berjuang melawan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Tanah Air. Bencana alam juga masih mengancam Indonesia, salah satunya bencana Hidrometeorologi.
BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini terkait La Nina yang berpotensi terjadi di Indonesia mulai Oktober 2021 hingga Februari 2022
La Nina adalah fenomena alam di mana suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah turun hingga menjadi lebih dingin daripada biasanya. Salah satu dampaknya adalah dapat menimbulkan beberapa bencana Hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, dan tanah longsor.
BNPB selaku sektor utama dalam penanggulangan bencana terus mendorong pemerintah daerah d untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di Tanah Air.
Arahan Kepala BNPB untuk antisipasi dampak La Nina, apel kesiapsiagaan segenap personil dan perangkat di daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, penyusunan rencana kontinjensi di provinsi-provinsi yang diperkirakan akan mengalami peningkatan intensitas dan curah hujan akibat La Nina
Selanjutnya, Pemerintah daerah untuk menetapkan status siaga darurat jika diperlukan. Lalu,
,melakukan giat kesiapsiagaan seperti konsolidasi relawan dan sosialisasi keluarga tangguh bencana di daerah provinsi, kabupaten/kota.
“Memperkuat sistem peringatan dini berbasis masyarakat untuk keperluan kedaruratan dan evakuasi dan memastikan jejaring komunikasi peringatan dini berbasis masyarakat dan komunitas berjalan baik pada saat diperlukan,” ujar Kepala BNBP Letjen TNI Ganip Warsito, baru-baru ini.
Selanjutnya, untuk upaya kesiapsiagaan potensi bencana hidrometeorlogi basah adalah memonitor arahan peringatan dini dari BMKG, pentetapan jaur evaluasi, semulasi evakuasi, penetapan rambu daerah rawan bencana, siste peringatan dini berbasis masyrakat dan jejaring komunikasi berbasis masyarakat.
Sementara itu untuk upaya mitigasi potensi bencana hidrometeorlogi basah adalah penanaman vegetasi, pembersihan saluran air, penguaan tanggul, sungai, penguatan lereng beton dan vegetasi.
Selanjutnya, pemeliharaan drainase permukiman dan pemangkasan dahan/ranting pohon yang lapuk/mudah patah.
“kita sekarang tidak hanya melawan pandemi covid-19 saja, tapi juga bencana lain. Salah satunya hendrometeorlogi,” pungkas Kepala BNBP.(agus)