KUNINGAN (MASS) – Setelah membahas bagaimana regulasi dan birokrasi menghambat langkah PDAU dalam mengembangkan usaha, kini muncul satu pertanyaan besar: bagaimana dampak kehilangan pengelolaan Waduk Darma terhadap kondisi keuangan dan eksistensi PDAU?
Waduk Darma, yang sebelumnya menjadi salah satu sumber pendapatan PDAU, kini telah dialihkan kepada PT Jaswita Jabar. Keputusan tersebut menimbulkan berbagai reaksi, baik dari pihak pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun masyarakat yang selama ini berharap pengelolaan waduk tetap berada di tangan perusahaan daerah.
Hla itu dikatakan oleh Wakil Ketua Kadin Kuningan, Dani Nuryadin dalam podcast bersama Kuningan Mass pada Rabu (19/3/2025). Ia menyoroti bahwa keputusan itu berpengaruh besar terhadap keberlangsungan PDAU. Menurutnya, Waduk Darma selama ini menjadi salah satu cor bisnis yang paling potensial dalam mendukung keuangan perusahaan.
“Sebelum pengalihan ke PT Jaswita Jabar, Waduk Darma merupakan salah satu objek wisata yang memberikan kontribusi bagi PDAU. Dengan kehilangan pengelolaan ini, maka sumber pendapatan utama PDAU pun berkurang drastis,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyoroti bagaimana kehilangan aset tersebut berdampak pada tenaga kerja yang sebelumnya bergantung pada pengelolaan Waduk Darma.
“Ada banyak karyawan yang sebelumnya bekerja di Waduk Darma di bawah PDAU. Dengan perubahan ini, bagaimana nasib mereka? Apakah ada jaminan bahwa mereka tetap bisa bekerja?” tanyanya.
PDAU dituntut untuk segera mencari strategi baru agar tetap bertahan. Salah satu opsi yang bisa dilakukan adalah dengan memaksimalkan aset wisata lainnya yang masih berada di bawah naungannya, seperti Talaga Remis dan Balong Dalem.
“PDAU masih memiliki aset wisata lain, tetapi pertanyaannya adalah apakah mereka mampu mengelola dengan baik? Jika tidak ada strategi baru, maka kondisi PDAU akan semakin terpuruk,” tegasnya.
Selain itu, Dani juga mendorong agar PDAU lebih terbuka terhadap peluang investasi dari pihak ketiga. Sebab, selama ini, ia menilai PDAU masih terhambat dalam mendatangkan investor karena regulasi yang ada.
“Jika ingin bertahan dan berkembang, maka harus ada reformasi dalam sistem pengelolaannya,” jelasnya.
Pertanyaan lainnya yang muncul, demikian lanjut Dani. Apakah PDAU harus terus mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber utama pendapatannya. Menurut Dani, sudah saatnya PDAU mengeksplorasi peluang bisnis lain yang lebih berkelanjutan.
“Jika hanya mengandalkan wisata, maka PDAU akan terus berada dalam posisi rentan. Mereka harus mulai berpikir untuk mengembangkan unit usaha lain yang lebih stabil dan tidak terlalu bergantung pada faktor musiman,” jelasnya.
Kehilangan Waduk Darma dinilai menjadi pukulan besar bagi PDAU. Namun, apakah ini akan menjadi akhir dari perusahaan daerah ini? Ataukah ada peluang lain yang masih bisa dimanfaatkan? Simak pembahasannya dalam berita selanjutnya atau tonton video di bawah ini. (argi)