KUNINGAN (MASS) – Waduk Darma diancam disegel oleh desa-desa penyangga pada aksi terakhir di awal Ramadhan ini saat menyuarakan aspirasinya. Nampaknya, desakan itu mulai menunjukkan progres dimana pertemuan antara pengelola Waduk Darma, Jaswita dan 9 desa penyangga, teradi pada Selasa (26/3/2024) kemarin.
Pada pertemuan ini hadir direktur utama jaswita, direktur oprasional, kepala divisi dan beberapa unsur staf jaswita, serta 9 kepala desa penyangga. Pada pertemuan ini disampaikan tanggapan atas tuntutan para kepala desa penyangga terkait pengelolaan waduk darma yang selama ini dianggap tidak berprinsip keadilan.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Desa Cikupa Meli Pemilia, mengaku pihaknya merasa kecewa atas pertemuan ini karena tidak mendapatkan keputusan yang pasti. Pihak Jaswita, kata Meli, masih akan menyampaikan usulan kepada Pemda dan Pemprop atas tuntutan para kepala desa terkait apa yang dibahas hari ini.
“Sebetulnya, dari awal kami ajukan tuntutan ini kepada Pemprop sebagai pihak yang berwenang. Namun pada perjalananya Pemprop memberikan kepercayaan kepada Jaswita untuk berkomunikasi dengan kami. Akan tetapi karena pertemuan ini tidak memberikan jawaban yang pasti,” terangnya.
Karenanya, lanjut Kuwu Meli, pihak Jaswita akan diberikan waktu sampai seminggu lamanya untuk menyampaikan usulan tersebut.
“Dan jika dalam waktu seminggu ini kami tidak mendapatkan jawaban atas tuntutan tersebut, maka kami sendiri yang akan mendatangi pemkab dan Pemprop untuk mempertanyakan kejelasan ini,” ujarnya.
Perlu diketahui, bahwa sebelumnya 8 desa penyangga menuntut beberapa hal ke Jaswita, sebagai pengelola Waduk Darma. Salah satunya, adalah pemerataan kesejahteraan atas keberadaan objek wisata Waduk Darma. Namun, lanjutnya, ada hal yang lebih penting dari semua ini, yaitu keterlibatan masyarakat sekitar dalam pengelolaan potensi wisata di desanya masing2, sehingga ke depan dapat bersinergi dan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat desa sekitar.
“Sebetulnya hari ini adalah hari ke-sebelas dari saat kita melakukan aksi unjuk rasa atas bentuk protes kami ke Pemprop Jabar. Kami telah mentolelir pihak Jaswita sebagai perwakilan Pemprop Jabar yang datang menemui kami dalam rangka silaturahmi. Berharap agar semua mendapatkan solusi atas permasalahan kami selama ini. Namun, kami masih akan terus berharap sampai seminggu ke depan, sampai ada keputusan atas usulan-usulan kami,” sebut Meli.
Diceritakan, dalam pertemuan itu pihak Desa Jagara juga mendapat banyak pertanyaan dari para 9 kepala desa yang selama ini Bumdesnya merasa tidak dilibatkan dalam pengelolaan. Pasalnya, BumDes Jagara memiliki 13 item unit usaha di objek wisata Waduk Darma. Walaupun Kepala Desa Jagara memberikan kesempatan kepada Bumdes 9 desa penyangga, namun desa-desa lain merasa kebingungan akan melakukan apa, karena semua kegiatan usaha telah diolah Bumdes Jagara. (eki)