KUNINGAN (MASS) – Di era indutri 4.0, imbas kebaikan dari sebuah smartphone syaratnya harus terkoneksi internet sangat terasa. Buktinya salah satu perusahaan Google dalam konten Youtubenya melahirkan banyak sekali informasi-informasi, baik cakupan nasional maupun internasional, baik informasi yang berisifat ilmu pengetahuan dan teknologi.
Isi konten-konten umumnya bersifat untuk menghibur para penikmat streaming Youtube. Dengan fenomena tersebut, lahirlah para pembuat konten vlog baru. Fenomena ini dikatakan wajar, karena Youtube sendiri memberikan ‘angin segar’ kepada pembuat konten vlog, baik vlog bersifat edukasi maupun hanya sekedar menghibur masyarakat. Secara tidak langsung akan memberikan stimulus positif, dimana vloger (pembuat video blog) harus berani dan siap memutar otak untuk menghasilkan isi konten yang menarik.
Dengan asumsi bagaimana caranya konten mereka (vlog) bisa dilirik masyarakat agar viral. Apalagi peraturan dari Youtube untuk honor konten semakin ketat, di tahun 2019 minimal syarat konten ditonton sebanyak 4.000 jam tayang dan minimal 1.000 subscriber (penonton langganan). Peraturan ini diterapkan dengan harapan, kualitas konten sesuai dengan keinginan masyarakat dan isi konten selalu terjaga.
Di Kabupaten kuningan sendiri, banyak sekali putra-putri daerah dari kalangan profesi terjun ke dunia vlog. Salah satu Channel Youtube bernama ‘Indonesia Kilimanjaro’ yang mencoba mengedukasi masyarakat tentang kepetualangan, budaya dan nilai sosial di Kabupaten Kuningan.
Dari fenomena diatas, ini merupakan pergeseran bahkan alternatif, bahwa vlog atau konten Youtube sangat berpeluang dijadikan media pembelajaran. Apalagi dimensi pendidikan abad ke-21 budaya literasi yang katanya menurun, konsumsi masyarakat milenial sekarang terpusat ke penggunaan smartphone ketimbang melirik buku bacaan.
Dari permasalahan tersebut, Video Blog (Vlog) dalam Youtube bisa menjadi alternatif media pembelajaran yang cukup efektif. Tinggal bagaimana akademisi, peneliti, maupun guru dan dosen tergugah dalam pembuatan konten yang bersifat edukasi. Hal ini menjadi catatan untuk kita semua kalangan khususnya akademisi bagaimana caranya dunia pendidikan bisa menyelaraskan dengan adanya isu revolusi industri 4.0, salah satunya Vlog yang diunggah online di channel Youtube menjadi sebuah penunjang dalam penerapan teknologi pendidikan.***
Penulis: Gilang Kripsiyadi Praramdana, M.Pd.
Dosen FKIP Universitas Kuningan