CIGUGUR (MASS) – Kepedulian Universitas Islam Al-Ihya (Unisa) terhadap mualaf Kuningan kembali dilakukan. Kali ini, upaya tersebut dilakukan dalam bentuk pembinaan keislaman dan kewirausahaan yang dilanjutkan buka puasa bersama.
Acara yang digelar di aula Unisa Kampus Cigugur itu, dilakukan atas kerjasama Unisa dengan Yayasan Baitul Mall PLN Distribusi Jawa Barat. Selain pihak rektorat Unisa dan unsur Yayasan Al-Ihya, hadir dalam kesempatan itu 50 mualaf, Ketua Yayasan Baitul Mal PLN Wilayah Jawa Barat, perwakilan PLN Cirebon, dan PLN Rayon Kuningan.
Rektor Universitas Islam Al-Ihya, Nurul Iman, S.Ag. M.Si menerangkan, selain pembinaan mualaf dalam dua fokus bahasan itu, pada kesempatan itu disalurkan juga beasiswa untuk satu mahasiswa tahfidz dhuafa sebesar Rp. 5.000.000,- dan bantuan ekonomi mualaf sebesar Rp. 51.000.000.
“Untuk beasiswa langsung diberikan kepada mahasiswa yang memenuhi kriteria, sementara untuk bantuan mualaf akan langsung direalisasikan setelah lebaran. Untuk konsepnya, bantuan itu diberikan dalam bentuk usaha bergulir,” ujarnya, Sabtu (9/6/2018)
Pembinaan dan bantuan terhadap mualaf itu akan terus berlanjut sampai modal yang diberikan berkembang dan menghasilkan para agniya-agniya baru di Kuningan. Menurutnya, sebagaimana target yang diharapkan pihak Yayasan Baitul Mal PLN, pihaknya akan terus mengawal supaya bantuan modal tersebut tidak berhenti di tengah perjalanan.
“Ini tahap pertama yang kami lakukan. Nanti setelah idul fitri akan kami ajak kembali para mualaf ini untuk mulai memanfaatkan bantuan yang sekarang diberikan,” ujarnya.
Ketua Yayasan Baitul Mal PLN Distribusi Jawa Barat, H. Juju Juhandi menerangkan, program bantuan itu merupakan dua dari lima pilar utama yang menjadi program unggulan yayasan yang dipimpinnya. Selain pemberdayaan ekonomi yang diberikan kepada mualaf dan beasiswa yang merupakan salah satu program di bidang pendidikan, tiga pilar utama lainnya yaitu bantuan sosial, layanan kesehatan, dan pemberdayaan ustad atau guru ngaji di daerah yang dinilai rawan akidah.
Menurutnya, Yayasan Baitul Mal PLN yang dipimpinnya itu dibentuk akhir tahun 2017 dan mendapat legalitas formalnya awal tahun 2018. Yayasan tersebut menampung dan mengelola zakat profesi seluruh karyawan PLN yang beragama islam. Sejak tahun 2017, direksi PLN mewajibkan seluruh karyawan PLN yang beragama islam untuk mengeluarkan zakatnya sesuai besaran yang ditentukan. Hasil zakat tersebut terus dibagikan kepada delapan asnaf yang berhak menerima zakat sesuai ketentuan syar’i.
“Mudah-mudahan kami bisa berbuat lebih banyak lagi supaya bisa bermanfaat untuk ummat. Ingat ini bukan uang PLN, tapi uang hasil zakat para pegawai PLN yang beragama islam,” ujarnya kembali. (argi)