KUNINGAN (MASS) – Menyikapi isu institusi UNIKU dibawa ke ranah politik praktis, sejumlah mahasiswa melancarkan aksi, Rabu (23/5/2018). Di sebelah utara parkir kampus UNIKU, mereka menandatangani petisi ‘UNIKU bukan alat kampanye politik praktis, UNIKU netral’.
Aksi ini dimulai pukul 08.00 WIB. Dibawah komando Koordinator Aksi, Idit Sukmadi (mahasiswa Fakultas Kehutanan) dan Korlap, Fariz (mahasiswa Fakultas Ekonomi), mereka mengeluarkan pernyataan sikap.
“Kami menyatakan sikap, institusi perguruan tinggi harus netral dari kampanye politik praktis, mengacu pada pasal 28 Undang-undang Nomor 8 tahun 2012 tentang pemilihan umum ayat (1) huruf (h), larangan kampanye menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah dan tempat pendidikan,” tandas Idit.
Ia melanjutkan, tidak boleh ada aktivitas politik praktis didalam kampus sesuai Keputusan Dirjen Dikti No: 26/DIKTI/KEP/2002. Mahasiswa, sambung Idit, mengutuk keras terhadap oknum-oknum yang mencatut nama UNIKU diberbagai kampanye politik praktis.
Dijelaskan olehnya, tujuan aksi ini sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terkait edaran informasi di media social yang menyeret nama UNIKU kedalam wilayah kampanye politik pasangan calon bupati dan wakil bupati. Karena informasi yang beredar sudah dikonsumsi oleh public maka stigma masyarakat terhadap perguruan tinggi UNIKU telah ternodai oleh oknum yang mencatut nama kampusnya.
“Tentunya kami menginginkan institusi UNIKU netral dari kampanye politik yang memihak sesuai dengan aturan yang berlaku,” tegasnya.
Pihaknya mengajak mahasiswa untuk menandatangani petisi ‘UNIKU bukan alat kampanye politik praktis, UNIKU netral’. “Alhamdulillah mereka sangat antusias bahkan ada yang menandatangani lebih dari satu. Ini membuktikan mereka juga sangat peduli terhadap kenetralan institusi UNIKU,” kata Idit.
Sementara, Fariz selaku korlap mengatakan, aksi itu pun sekaligus memperingati 20 tahun reformasi. Dalam sejarahnya, kata dia, mahasiswa merupakan agen perubahan, agen control social.
“Meskipun hanya ucapan terima kasih yang sudah menandatangani petisi ini, diharapkan melalui aksi ini mereka tersadarkan bahwa mereka adalah mahasiswa yang memiliki kelebihan tersendiri dalam menyikapi kehidupan akademik, bukan hanya mengerjakan tugas saja tetapi melakukan kegiatan yang mampu merubah keadaan menjadi lebih rasional,” tandasnya.
Baik Idit maupun Fariz berharap semoga dengan adanya aksi ini tidak ada lagi yang mencatut nama UNIKU kedalam ranah kampanye politik praktis terhadap salah satu paslon khusunya bupati dan wakilnya serta pemilu lainnya.
“Kemudian aksi ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi di Indonesia khususnya di wilayah Kabupaten Kuningan seperti STIkKU, UNISA, STKIP MUHAMMADIYAH, AKFAR MUHAMMADIYAH dan STIA HK,” ungkapnya.
Lalu siapapun yang terpilih nanti, tambah dia, harus mendukung penuh terhadap pendidikan di Kabupaten Kuningan untuk berbagai jenjang baik swasta maupun negeri.
“Menjaga kearipan lokal yang sudah diwarisi oleh pendahulu, menyejahterakan buruh tani dan menjaga kerukunan umat beragama. Harus ada sinergitas antara mahasiswa dengan pemerintah dibidang pendidikan,” pungkasnya. (deden)