Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Uncategorized

Soal Baliho Berbau SARA, Acep Minta Jangan Pengecut

KUNINGAN (Mass) – Menyikapi pencoretan balihonya di jalan baru Garatengah Japara dengan kata-kata berbau SARA, H Acep Purnama MH tidak akan memperpanjang. Orang nomor satu di kota kuda ini hanya mengatakan, itu perbuatan orang yang tak punya perasaan dan tidak Pancasilais.

“Itu perbuatan orang yang tak punya perasaan, tak Pancasilais. Saya hanya meminta jangan pengecut. Gentel sama saya mah,” tandasnya usai menghadiri paripurna DPRD, Jumat (18/8).

Apakah akan meminta polisi mengusut? Acep menjawab tidak. Masalah itu sudah dibereskan dengan mencopot dan mengganti baliho tersebut oleh timnya. Disusul dengan pertanyaan apakah akan memperpanjang masalah? Ia pun menjawab tidak.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Gak lah, ngapain. Naon sih urusan nu kitu. Saya hanya mengingatkan, jangan sekali-kali melawan takdir Allah SWT. Pepatah mengatakan, harimau meninggalkan belang, gajah meninggalkan gading, sedangkan manusia meninggalkan nilai-nilai kebaikan. Itu saja pegang,” ucapnya.

Nilai-nilai kebaikan tersebut, sambung Acep, bukan melihat siapa dia, darimana dia dan apa dia. Jika yang membedakan itu matanya ada 3 atau lubang hidungnya ada 3, menurutnya boleh.

Acep mengatakan, sudah saatnya kembali membangun jati diri bangsa. Bangsa ini terbentuk dan terbangun dengan berbagai suku, termasuk etnis, budaya dan bahasa.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Pahami dulu lah Sumpah Pemuda. Saya tidak tersinggung. Kalau saya lahir dari etnis Cina, saya juga tak mengerti kenapa saya lahir dari seorang ibu dan ayah. Padahal ibu saya dari Ancaran, bapak saya dari Panumbangan (Panjalu). Kakek saya makamnya di sana,” ungkapnya.

Untuk itu, dia meminta agar tepo seliro dan kembali kepada jati diri bangsa. Terlebih baru saja memperingati 72 tahun Indonesia merdeka.

“Acep Purnama Indonesia. Acep Purnama Pancasilais. Acep Purnama seorang muslim yang baik. Kemarin juga saya ikut doa bersama di makodim, bersama alim ulama, majelis dzikir. Saya sudah terbiasa dengan kegiatan seperti itu. Lebih baik kembali pada jati diri masing-masing,” tandasnya lagi.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Sebagai warga negara, ia mengajak untuk menjadi warga negara yang baik. Sebagai kepala keluarga, Acep juga mengajak untuk menjadi kepala keluarga yang baik. Begitu pula sebagai pejabat, harus jadi pejabat yang baik.

“Sebagai muslim, ya harus jadi muslim yang baik. Bila perlu lebih dari itu, jadilah seorang muslim yang rahmatan lil aalamin,” pungkasnya. (deden)

 

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement
Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement