Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Uncategorized

Puluhan Pemuda Ciniru dan Hantara Digembleng Jiwa Entrepreneurship

CINIRU (Mass) – Program Gerakan Pemuda Juara Wirausaha (GAPURA) yang digagas oleh Calon Bupati Kuningan dari Partai Golkar H. Dudy Pamuji, SE. M.Si kini mulai menuai hasilnya. Sejak peluncurannya di Kecamatan Karangkancana dan Ciwaru pada akhir bulan Juli 2017, kini kegiatan yang sama telah dilaksanakan di Kecamatan Ciniru dan Hantara.

Bertempat di Gedung Koperasi Rumawat Kecamatan Ciniru, kegiatan Pelatihan Wirausaha sebagai bagian dari program GAPURA telah selesai dilaksanakan Minggu (13/8). Kegiatan ini diikuti oleh 60 orang pemuda asal Kecamatan Ciniru dan kecamatan Hantara.

Hasilnya, paling tidak dari pelatihan hari kemarin sudah ada 5 kelompok pemuda yang berminat memanfaatkan program ini. Dari 5 ide bisnis tersebut, 2 di antaranya dalam bidang pertanian dan 3 lainnya dalam bidang kuliner.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Acara dimulai pada pukul 09.30 WIB yang diawali dengan sambutan Koordinator Kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Tim Relawan Dudy Pamuji (TRENDY), pemberian materi pengantar dari H. Dudy Pamuji yang juga seorang entrepreneur yang terbilang sukses.

Dalam sambutannya Dudy Pamuji yang dikenal sebagai pemilik Objek Wisata Sidomba dan Ketua Yayasan ITUS menegaskan tentang keprihatinannya terhadap semakin meningkatnya jumlah pengangguran terbuka di Indonesia, dan khususnya di Kuningan.

“Banyak orang berpikir bahwa hal yang menjadi hambatan penting dalam memulai usaha adalah modal uang (materi). Dalam pengalaman saya sebagai seorang yang merintis usaha dari nol apalagi saat itu saya tinggal di ibukota Jakarta di bidang periklanan, ternyata uang itu penting memang namun bukan segalanya. Justru modal utama dalam berwirausaha itu adalah adanya ide kreatif dan keberanian,” papar Dudy.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Untuk dua hal ini, lanjutnya, tentu sangat berkaitan erat dengan sistem pendidikan yang dianut selama ini mulai dari jenjang prasekolah pendidikan dasar, menengah, sampai tinggi. Yang menjadi autokritik terhadap sistem pendidikan saat ini, apakah para lulusan yang dihasilkan itu sudah mampu memproduksi gagasan gagasan kreatif inovatif dan keberanian mengambil risiko atau belum.

“Alhasil ya mayoritas lulusan pendidikan dasar dan menengah bahkan lulusan pendidikan tinggi kita disinyalir justru memiliki tingkat kreativitas yang tidak terlalu menggembirakan. Daya inovasi para sarjana atau lulusan kita masih jauh kalah bersaing dengan negara negara tetangga kita. Sekolah 12 tahun belum mampu mewariskan generasi kreatif yang merata dan akibatnya terjadi ketimpangan yang nyata,” ungkapnya.

Karena itulah, salah satu materi utama yang ia tekankan dalam program GAPURA ini adalah bagaimana caranya menggali ide ide bisnis kreatif. Pihaknya percaya Asep Sufyan selaku ketua TRENDY ini bisa memberi inspriasi kepada anak anak muda yang ada di Ciniru dan Hantara ini untuk sedikit demi sedikit bisa meningkat kreativitasnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Saya sangat setuju formula “be the first, be better dan be different” yang tadi disampaikan pa Asep. Dalam mencari terobosan bisnis maka sedapat mungkin kita bisa menjadi yang pertama sehingga kita bisa menjadi market leader,” ucapnya.

Contoh konkretnya air mineral Aqua. Dulu produk ini dicemooh dan dicibir orang banyak. Mana mungkin laku bisnis air kemasan karena sumber air Indonesia banyak. Namun ternyata lahirnya produk air kemasan ini mendorong lahirnya banyak produk serupa dengan merk yang berbeda beda.

“Namun lucunya semua orang menyebutnya Aqua. Mau merek Ades, FIT, atau apapun ternyata lidah masyarakat Indonesia menyebutnya ya Aqua, dan wajar lah jika merk ini sekarang menjadi market leader,” kata Dudy.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Jika tidak bisa menjadi “be the first” ya “be better” atau jadilah lebih baik dari yang lain. Jenis produk boleh jadi sama misalnya baso. Namun jika bisa baso yang dibuat lebih enak, lebih murah, lebih cepat pelayanannya dan lain sebagainya.

“Sehingga produk kita tetap mendapat tempat di hati pelanggan kita. Nah terakhir jika kita juga tidak lebih baik dari orang lain maka jurus terakhirnya “jadilah berbeda alias unik”. Kita harus berpikir keras bahwa produk atau jasa kita memang sangat unik dan tak banyak kompetitor untuk menirunya,” pesan Dudy saat menutup materi pengantarnya yang disambut spontan dengan tepuk tangan hadirin. 

Materi Pelatihan Wirausaha ini terdiri dari 7 aspek penting dengan narasumber tunggal yaitu Ketua Tim Relawan Dudy Pamuji Asep Sufyan. Setelah pelatihan berakhir, tampak antusiasme peserta untuk segera membentuk kelompok usaha dan serius berkonsultasi. Bahkan ada 1 anak muda dari Longkewang yang kini sudah serius menggeluti bisnis kuliner (kripik talas) dan ingin mengembangkannya pada aspek branding dan pemasaran.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Alhamdulillah saya semakin semangat setelah mendapat banyak materi dari pelatihan ini terkait bagaimana saya harus melangkah dalam mengembangkan produk yang sudah ada terutama dalam hal branding dan pengembangan pemasarannya. Terima kasih pak Dudy dan Trendy,” ujar salah satu peserta pelatihan. (deden)

Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Advertisement