KUNINGAN (MASS) – Dinamika politik Kuningan saat ini dianggap sangat menarik. Pasalnya, semua orang sedang menunggu siapa Bupati dan Wakil Bupati Kuningan kedepan yang akan menghantarkan Kuningan ke arah kemajuan. Hal tersebut disampaikan profesional muda sekaligus aktivis kepemudaan Fery Rizkiana Tri Putra S. Hut disela-sela kegiatannya di Awirarangan, Rabu (3/7/2024).
“Fase ini sangat menarik, sekaligus juga jadi pembelajaran bersama untuk kita semua,”ungkap mantan Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Kuningan ini sekaligus Wakil Ketua Komite Pemuda Asli Kuningan (KOMPAK) tersebut.
Fery melihat, hal penting yang harus diperkuat saat ini, adalah membangun literasi politik yang baik kepada masyarakat. Terlebih-lebih kita pahami bersama, suasana kebatinan masyarakat belum lepas dari Pilpes dan Pileg kemarin.
“Kondisi ini harus menjadi perhatian kita semua, karena pasti kita ingin memilih pemimpin yang akan mengantarkan pada kondisi Kuningan yang lebih baik,” paparnya.
Dalam sejarahnya, Kuningan sejak lama sudah memberikan warna bagi sejarah dan peradaban di tanah air. Banyak pembelajaran berharga bagi generasi saat ini, mengapa kita harus betul betul mencintai dan menjaga Kuningan sepenuh hati.
“Warisan sejarah dan budaya Kuningan yang adilihung, kekayaan alam yang melimpah, hingga masyarakatnya yang pantang menyerah, dan lain-lain,” lanjut Fery.
Oleh karena itu, lanjutnya, penting sekali Kuningan kedepan dipimpin oleh mereka yang memiliki semangat dan visi kebaruan, dan pembaharu, membumi, memiliki jaringan regional, nasional dan internasional yang luas, sekaligus memahami kultur masyarakat dengan baik.
“Spirit leutik-leutik Kuda Kuningan bukan sekedar simbol, tapi harus jadi pelecut jatidiri memajukan Kuningan,”tegas Fery.
Ia mengatakan, ada banyak pekerjaan rumah bagi siapapun yang mengelola Kuningan kedepan. Dari mulai penguatan visi dan misi untuk kesejahteraan masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah, perbaikan tata kelola anggaran, penguatan kualitas sumber daya aparatur, kebijakan yang berorientasi pada inovasi regional dan investasi, hingga kualitas layanan kesehatan warga.
“Diluar itu, Kuningan saat ini masih dihadapkan fakta mengenai tingginya angka kemiskinan dan stunting (gizi buruk anak), infrastruktur, pengangguran, hingga upah minimum regional yang masih rendah,” pungkasnya. (eki)