KUNINGAN (MASS) – Hari demi hari jelang pencoblosan pilkada kini kian memanas. Para paslon Cabup dan Cawabup bersaing untuk mendapatkan perhatian masyarakat dengan berbagai cara dan strateginya. Salah satunya dengan merangkul para ulama dan habaib untuk terlibat di ranah perpolitikan guna menarik simpati masyarakat.
Namun hal ini justru memicu kontroversi. Pandangan masyarakat yang pro dan kontra akan hal tersebut cukup banyak dilontarkan oleh sebagian masyarakat khususnya mahasiswa.
Menurut Demisioner IPMK (Ikatan Pelajar Mahasiswa Kuningan) Yogyakarta, Ashsif Abdul Basith mengatakan para tokoh masyarakat maupun agama hndaknya harus berada diposisi tengah.
“Ya tidak dipungkiri dalam pilkada ini apapun bisa dimainkan termasuk tokoh agama. Namun jika berada diposisi tengah, maka andai terjadi konflik dimasyarakat pun hal ini akan lebih mudah untuk meredam masalah tersebut,” ujarnya yang juga pengurus HMKI kepada kuninganmass.com Selasa (5/6/2018).
Kendati demikian, dia juga mengingatkan kepada generasi muda agar bisa meluruskan setiap fenomena yang terjadi, termasuk sekarang ini yakni ulama atau habaib mendukung, mendo’akan paslon dan sebagainya.
“Diharapkan para tokoh masyarakat ataupun agama khususnya, jangan sampailah ke ranah itu, karena seharusnya para tokoh itu harus bisa memposisikan dirinya ditengah masyarakat dan umara,” harapnya. (argi)