KUNINGAN (MASS) – Profesi yang satu ini, terbilang jarang. Pembuat plat nomor untuk kendaraan, baik itu motor maupun mobil.
Namun, itulah yang ditekuni Ade Rahman selama 13 tahun. Ade yang kini tinggal di Lingkungan Kamukten Kelurahan Cigadung ini, membuka prakteknya tak jauh dari kediamannya. Masih di sekitar pertigaan pertanian, Cigugur-Kota-Kadugede.
Pada kuninganmass.com Ade Plat, sebutannya itu sudah menekuni bisnis tersebut sejak 2007. Sebelumnya, Ade adalah pengusaha kompor minyak.
“Tapi bangkrut, kan ada program konversi minyak ke gas,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Ade sendiri mengerjakan plat nomer dari ‘pasien’nya tersebut sendirian. Untuk plat nomer kaleng, biasanya 45 menit saja dengan harga sekitar Rp35.000,- saja. Sedangkan untuk bahan fiber, biasanya sampai Rp70.000,-.
“Kadang kana Jok ongkoh,” jawabnya dengan bahasa Sunda saat ditanya usaha lain yang dikerjakannya.
Bukan tanpa resiko, beberapa kali ade pernah terkena ‘problem’ karena pembuatan plat. Pasalnya, meski Ade seringkali mengecek STNK motor sebelum pembuatan, dirinya mengaku pernah terjebak sampai harus berususan dengan polisi.
Ade, perna dipanggil polisi sebagai saksi. Karena ternyata, salah satu ‘pasien’ Ade itu, merupakan kendaraan hasil curian.
“Emang istilahna pasien a di bengkel juga. Pasien bukan cuman orang sakit,” jelasnya.
Di luar profesinya, sebagai salah satu UMKM, Ade mengaku sudah menerima info tentang akan adanya bantuan covid sebesarRp 2,4 juta. Dirinya tentu senang, karena sejak covid, usahanya pun cukup terdampak.
“Udah daftar bantuan ka kelurahan. Belum dapet sama sekali,” jawabnya.
Dirinya berencana, jika bantuan untuknya bisa turun, akan digunakan untuk mengembangkan usahanya. Beli aksesoris tambahan lainnya.
“Menang syukur, teu menang nya lilahitaala. Nu penting geus berjuang,” imbuhnya. (eki)