KUNINGAN (MASS) – Memed Ahmadi adalah satu dari sekian banyak ‘tukang manggung’. Sebagai pemilik usaha sewa perlengkapan hajat, bahkan artis dan musik, dirinya mengaku dalam setahun 2021 ini memang ‘tiarap’ karena pandemi.
“Kondisi sekarang sangat memprihatinkan. Soalna hajat terbentur dengan aturan yang simpang siur. Kadang desa ini bisa desa itu nggak. Kadang desa yang lain kan udah tahu SE makanya berani, kadang ada juga kadesnya yang gak mau ambil resiko dan gak ngijinin,” sebutnya pada kuninganmass.com Jumat (28/5/2021) siang.
Tahun 2020 lalu, disebutnya kompak pekerja seni ‘tiarap’. Bookingan dan calon job, hampir gagal semua.
Tahun ini, dakuinya mulai kembali meskipun masih sangat dibatasi hanya bisa siang.
“Untuk pemangku kebijakan, penguasa, Bupati. Mohon dibuka kembali seperti sebelum corona, faktanya selama hajatan kan tidak ada juga yang tiba-tiba jatuh misalnya (terkena dampak langsung dan meninggal, red), faktanya kan begitu. Kami dari seniman seniwati mohon, hiburan dibuka lagi,” ujarnya sedikit kesal.
Dari hajatan dan hiburan, disebutnya terjadi perekonomian yang cukup besar. Memed mencontohkan, selain di acara hajat pembelian kentang misal satu kilo, tapi di acara bisa sampe setengah kintal. Begitupun kebutuhan lainnya.
“(Dengan hiburan hajat dibuka, red) Seniman bisa hidup lagi, toh pelaku seni mah da kooperatif (soal prokes, red). Nurut da masyarakatmah,” imbuhnya. (eki)