Connect with us

Hi, what are you looking for?

Anything

Trik Agar Pemuda Tak Terjerumus Narkoba Ala Seniman Satu Ini

KUNINGAN (MASS) – Namanya Tatang Supriatna. Ia tinggal di Dusun 3 Desa Panawuan Kecamatan Cigandamekar. Pria paruh baya ini lahir 19 Agustus 1960. Dalam beberapa bulan ke belakang, ia pensiun dari tempat kerjanya salah satu BUMN di Kuningan. Di tengah banyaknya waktu luang, kini Tatang lebih fokus pada hobinya yang memang sudah sejak lama ia geluti.

Di bawah bendera Sanggar Seni Saung Bambu, Tatang menyalurkan hobinya itu. Melukis, mengukir, memahat hingga membuat taman indah di pekarangan rumah atau hotel, menjadi aktivitas yang menyenangkan baginya. Bahkan dari hobinya itu ia mampu menghasilkan rupiah yang lumayan.

Untuk ukuran Tatang, materi tidak menjadi persoalan. Ayah beranak dua ini boleh dibilang berkecukupan. Istrinya pun berstatus PNS, mengajar di salah satu sekolah. Aktivitasnya selama ini hanya sekadar untuk menyalurkan hobi sambil menangkap peluang untuk bisa berkontribusi kepada masyarakat sekitar.

“Sambil menyalurkan hobi, saya ingin berkontribusi pada masyarakat sekitar. Mereka yang selama ini penghasilannya tak menentu, dicoba untuk diberdayakan. Termasuk para pemuda agar tidak terjerumus narkoba, saya coba ajak untuk berkarya nyata,” tutur Tatang saat ditemui kuninganmass.com di rumahnya yang sekaligus sanggarnya itu.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Belakangan ini, Tatang menangkap peluang dalam pembuatan patung kuda. Ikon Kuningan tersebut bisa menjadi hiasan meja kerja perkantoran baik instansi pemerintah maupun swasta. Ukurannya tidak besar. Tingginya 28 cm, panjang 19 cm dan lebar 10 cm. Patung kuda yang telah melalui tahap ujicoba cukup panjang itu terbuat dari bahan resin putih dengan tatakan/pijakan yang terbuat dari kayu.

“Alhamdulillah dari kerajinan baru ini mampu menyerap sedikitnya 8 karyawan dari desa setempat. Mereka dilatih terlebih dulu hingga akhirnya jadi mahir,” ungkap Tatang.

Ia berterima kasih pemerintah daerah yang menaruh perhatian besar terhadap perkembangan sanggarnya. Pembinaan rutin dilakukan hingga menemukan konsep ideal sebuah patung kuda yang pas. Bahkan saking tertariknya, Bupati H Acep Purnama langsung memesan 50 buah patung kuda untuk dijadikan cendera mata kepada tamu dari luar Kuningan.

“Kami jadi tambah semangat. Apalagi pak bupati mau memberikan dukungan secara tertulis terhadap aktivitas kami. Kami berharap buah tangan kami-kami ini laku di pasaran dengan harga terjangkau,” harapnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kerajinan bernuansa patung kuda, sebetulnya sudah digeluti Tatang sejak lama. Tahun 1991 misalnya, ketika ada kunjungan 11 negara ke Gedung Perundingan Linggarjati, ia dipinta oleh Bupati Kuningan saat itu untuk membuat sebuah peti dengan gagang kunci patung kuda.

“Bupati Bandi yang memintanya sewaktu ada kunjungan 11 negara, termasuk Belanda salah satunya. Ya saya buatkan. Bahannya dari kayu. Alhamdulillah mendapat respon positif,” cerita Tatang.

Seni rupa memang sudah menjadi hobinya sejak lama. Di luar jam kerja sebagai karyawan BUMN, Tatang tidak berhenti berkarya. Lukisan, aneka cendera mata seperti gantungan kunci, tatakan dan lainnya berbahan akar pohon, ia hasilkan.

“Kalau ada yang tertarik pada hasil lukisan saya, biasanya berani membayar di atas Rp 1 juta. Alhamdulillah,” ungkapnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Termasuk membuat taman di pekarangan rumah atau hotel, Tatang senang mengerjakannya. Imaginasinya bermain hingga mendapat kepercayaan dari pengelola hotel di Sangkanurip untuk dibuatkan taman dalam jumlah titik yang cukup banyak. (deden)

 

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version