KUNINGAN (MASS) – Bagi umat Islam di Indonesia, menjelang bulan suci Ramadhan merupakan momentum untuk saling mensucikan jiwa dengan cara bersilaturrahmi, makan bersama dan bercengkrama bersama keluarga dan tetangga.
Tradisi ini pada masyarakat Jawa Barat sering disebut mapag shaum atau munggahan atau papajar. Tidak terkecuali masyarakat di kampung Pakarden Desa Kertayasa Kecamatan Sindang Agung Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
Namun ada yang menarik di kampung ini, warga terbiasa melaksanakan tradisi mapag shaum dengan tilawat. Nama ini berasal dari bahasa Arab yaitu tilawah Al-Qur an yang berarti membaca. Pada tradisi ini masyarakat berkumpul di jalan menuju Tempat Pemakaman Umum milik warga dengan membaca Al-Qur an secara bersama dengan dibagi 1 juz per orang. Sehingga dalam waktu serentak mereka khataman Al-Qur an (Khatmil Qur an).
Tradisi tilawat sudah ada sejak sekitar tahun 1980 an, dengan demikian, di kampung ini sudah sejak puluhan tahun lalu terbiasa Khotmil Qur an.
Adapun biaya acara ini bersumber dari urunan warga untuk membeli domba dan setiap umpi menyerahkan 5 bingkisan berkat berisi makanan untuk konsumsi warga yang hadir.
Para tokoh agama kampung ini memimpin di depan membaca Al-Qur an, berdzikir dan berdo’a bersama mendo’akan warga yang hidup dan yang sudah wafat terutama untuk ruh para leluhur.
Acara diakhiri dengan bercengkrama membicarakan perkembangan kampung dan desa sambil menyantap konsumsi yang disediakan panitia.
Sungguh tradisi kearifan lokal yang sarat makna semoga tradisi tilawat senantiasa terawat oleh masyarakat.
Oleh: Dr. H. Rohmanur Aziz, S.Sos.I., M.Ag
(Ketua Prodi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Bandung)