KUNINGAN (MASS)- Selama dua hari ini proses pemadaman api di Gunung Ciremai menggunakan bom air atau water bombing selain pemadaman secara manual . Tapi, nyatanya proses ini hingga Dabtu (10/8/2019) pagi belum berhasil meski ribuan liter air disemburkan ke titik api di puncak gunung.
Menurut citra satelit Lapan, dalam 24 jam terkahir terpantau enam hotspots di gunung Ciremai. Tiga hotspots memiliki 100 persen tingkat kepercayaan berada di wilayah Majalengka. Sementara sisanya memiliki tingkat kepercayaan di bawah 80 persen berada di wilayah Kuningan.
Rilis update informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan menyebutkan pemadaman api dengan cara “water bombing” dilakukan dari jam 06.00 WIB hingga jam 10.00 WIB . Satu unit helikopter pembawa air 1.000 liter tersebut bolak-balik dari selatan ke utara gunung Ciremai.
“Helikopter pengebom yang beroperasi di wilayah Kuningan mengambil air dari Waduk Darma. Satu unit helikopter lainnya telah tiba di helipad Argalingga, Majalengka. Capung besi ini akan melalukan obserbasi lapangan. Lokasi pengambilan air direncanakan di Situ Cikuda, desa Padaherang, Sindangwangi, Majalengka.
Namun bila tak memungkinkan, pengambilan air akan dilakukan di Waduk Darma,” ujar Kalak BPBD Kuningan Agus Mauludin.
Sementara itu, puluhan tim gabungan masih bertahan di lokasi titik api melalui empat jalur pendakian dan lokasi lainnya. Tim ini terus mengupayakan pemadaman langsung dengan peralatan tangan seperti cangkul, golok, dan kepyok.
Lalu, Pembuatan sekat bakar pun terus dilakukan untuk melokalisir titik api. Logistik berupa makanan, minuman, obat-obatan, dan peralatan tangan terus disalurkan ke lokasi tim gabungan berada.
“Doakan agar api di Ciremai bisa padam hari ini. Kami terus melakukan pemadaman dari udara dan darat,” jelasnya. (agus)