KUNINGAN (Mass)- Usai membuka pelatihan Manajemen Masjid di Kuningan Islamic Center Kamis pagi (16/2/2017), Bupati Kuningan H Acep Purnama berkeliling di seputar KIC.
Selain meninjau bangunan di KIC, bupati juga meninjau proyek pembangunan Perkantoran Pemkab Kuningan. Proyek pembangunan gedung tiga lantai ini saat ini mangkrak.
Bersama rombongan yang terdiri dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup H Amiruddin SSos MSi, Kasatpol PP Indra Purwantoro SIP. Lalu, Kabag Umum Guruh Zulkarnaen, Kabag Kesra Toni dan Kabag Humas Wahyu Hidayah orang nomor satu di kota kuda itu melihat dari dekat kondisi proyek tersebut.
Dari raut muka tampak Acep kecewa melihat kondisi bangunan. Terlebih ketika melihat banyak air yang tergenang di sepanjang lantai.
Ternyata air itu berasal dari air hujan yang masuk melalui sela-sela atap yang tidak ditutup. Padahal oleh rekanan atau pemborong yang menggarap proyek pembangunan harusnya ditutup sehingga air tidak bisa masuk.
“Sungguh tidak punya perasaan. Apa sih sulitnya untuk menutup bagian atap dengan talang atau dengan apa saja yang penting air tidak masuk. Saya kira tidak akan menghabiskan dana hingga Rp10 juta,” ucap Acep dengan wajah kecut.
Dengan air masuk ke dalam maka akan menimbulkan lapuk dan membuat bangunan cepat rusak. Ia menyayangkan bangunan sebesar ini harus mangkrak dan saat ini akan dicari solusinya.
Pihaknya kata Acep akan mencari konsultan agar pembangunan gedung ini jelas peruntukannya. Acep juga sangat kecewa dengan arsitek yang membangun gedung ini karena dinilai konsepnya tidak jelas.
“Saya kira tidak usah membangun Kantor Dinas Lingkungan Hidup baru. Begitu juga BPPT (Badan perizinan Pelayanan Terpadu) disini juga kalau diberes untuk beberapa dinas cukup bahkan bisa lebih karena satu lantai pun bisa diisi oleh beberapa SKPD,” jelasnya.
Secara keseluruhan Acep mengaku kecewa dengan kontruksi bangunan-bangunan. Apalagi ada pondasi yang disuntik lagi serta juga ada coran yang ditahan menggunakan bambu agar tidak roboh.
“Saya ingin beres pada pada tahun 2018 dan akan melakukan kajian ulang, seberapa dana yang dibutuhkan untuk penyelesaian,” ucapnya.
Mengenai bangunan perkantoran pemda yang saat ini ditempatinya, Acep mengaku masih kuat dan kokoh, sehingga alasan untuk membangun kantor baru tidak masuk dalam masalah yang begitu urgen. Namun, karena sekarang sudah kepalangan dibangun maka harus ada penyelesaian agar cepat diisi.
“Mau tidak mau harus diselesaikan karena kalau terus dibiarkan akan rusak,” tandasnya. (agus).