KUNINGAN (MASS)- Jangan lupakan relawan dan petugas di tempat pengungsian! Ya, memang selama ini semua fokus kepada para pengungsi. Padahal, peran relawan dan petugas dalam menangani bencana sangat luar biasa.
Dari mulai mereka melakukan evakuasi warga dari lokasi bencana dengan jarak yang sangat jauh. Hingga mereka mengurus para pengungsi.
Lelah sudah pasti, tapi mereka sadar sudah menjadi tugas dan resiko menjadi relawan dan petugas. Mereka juga sama seperti manusia yang lain, namun besarnya tanggungjawab membuat mereka terkadang lupa dengan dirinya.
Tidak mandi berhari-hari sudah hal biasa. Menggunakan baju dari mulai basah hingga kering sering dialami. Bahkan, menahan rindu tidak bertemu dengan keluarga pun sudah hal yang biasa.
“Pas ada bencana di Pinara saya tidak mandi tiga hari. Dalam pikiran saya fokus adalah menangani pengungsi dan juga mengirim laporan ke kantor BPBD,” ujar Didin petugas Satgas BPBD Kuningan, kepada kuninganmass.com Senin (26/2/2018) disela-sela menulis laporan data pengungsi di Desa Cijemit Kecamatan Ciniru.
Bukan hanya tidak mandi tapi juga baju basah karena kehujanan ketika mengurus pengungsi di Desa Cijemit. Saking fokusnya mengurus pengungsi tidak terasa baju sudah kering.
“Beginilah kalau tengah berkerja kadang tidak memikirkan diri sendiri. Bencana tahun ini memang sangat luar biasa dahsyatnya, saya sangat merasa perbedaan dengan bencana sebelumnya,” tadas Didin lagi.
Ketika bencana melanda Pinara dan orang tuanya mengetahui tengah bertugas, mereka was-was dan terus menerus menelpon. Namun, Didin menyakinkan kepada orang tuanya bahwa kondisinya baik-baik meski belum pulang.
Tidak jauh berbeda dengan Didin, relawan yang lainnya yakni Aji mengalami hal yang sama. Ia mengaku, ke datangan ke wilayah Kecamatan Ciniru pada Sabtu pagi untuk mendata.
Namun, ternyata ketika di jalan melihat ribuan orang tengah berjalan kaki dan ketika ditanya akan mengungsi karena Desa Pinara longsor.
“Sejak Sabtu hingga sekarng Senin saya belum pulang. Saya katakan ke istri tidak bisa pulang karena sibuk. Jujur saya rindu mereka terlebih saya punya balita. Hanya dengan video call bisa mengobati rasa kangen itu,” ujar Aji.
Kuninganmass.com sendiri menyaksikan bagaimana Aji menelpon anaknya yang masih balita. Adanya aplikasi video call bisa membantu melihat anaknya yang tengah lucu-lucunya.
Didin dan Aji bagian kecil dari relawan dan petugas di lokasi pengungsian. Masih banyak rekan mereka yang berkerja tidak mengenal lelah demi membantu warga yang terkena musibah.
Doa bagi mereka adalah supaya diberikan kesehatan. Dengan sehat maka akan banyak warga yang dibantu. Tugas mereka sangat berat. (agus “sagi” mustawan)