KUNINGAN (MASS)- Bulan Februari nampaknya menjadi bulan yang sangat spesial bagi kaula muda atau lebih identik dengan istilah generasi millenial, mengapa demikian? Tak lain dan tak bukan karena pada bulan ini menjadi peringatan hari valentine atau yang banyak diartikan sebagai hari kasih sayang.
Namun jika kita merujuk pada sejarah dan mencoba menilik lebih dalam asal usulnya. Peristiwa ini berawal dari kematian seorang warga Romawi bernama Santo Valentinus, yang lantas hal ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan budaya dan kultur indonesia untuk memperingati hari kasih sayang atas kematian seseorang.
Budaya untuk merayakan hari valentine dengan berbagai macam selebrasi yang dilakukan oleh generasi muda yang berpasagan dengan saling bartukar kado “khas” valentine dan rela merogoh kocek yang dalam karena sedang dimabuk cinta, dan juga para public figure yang turut merayakan nya dengan membuat ucapan di sosial media.
Hal ini yang membuat image bahwa jika tidak ikut merayakannya maka akan terkesan “katro” atau ketinggalan zaman. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi masyarakat awam dan generai muda yang didukung oleh mudahnya mendapatkan akses informasi dengan kemajuan teknologi saat ini.
Sebagai generasi muda dan juga seorang generasi muslim, penulis sangat menyayangkan perayaan tersebut apabila dilakukan pula oleh sesama generasi muslim, karena sudah sepatut nya kita semua saling mengingatkan untuk hal kebaikan dan menjauhkan diri dari kaburukan.
Sudah tertera jelas dalam firman Allah SWT dalam Q.S Al-Isra'(17) ayat 36 yang artinya “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya”.
Penulis berharap, agar jangan sampai para generasi muda dengan mudah nya terjebak dan terbuai dengan kondisi seperti ini dan terseret untuk megikuti sesuatu tanpa mengetahui betul esensi dibaliknya.***
Penulis Achmad Irsyad Imanuddin
Ketua Umum PK IMM FKIP Uniku