KUNINGAN (MASS) – Rata-rata lama sekolah warga Kuningan ternyata hanya 7,88 tahun saja. Jika diibaratkan sekolah, hanya sampai SLTP saja, itupun tak lulus.
Hal itulah yang diutarakan Ketua PGM Indonesia Kabupaten Kuningan Topic Offirstson M Pd mengutip data BPS, dalam podcast Kuninganmass, Selasa (28/11/2023) malam.
Konteksnya dalam podcast itu, Topic mengaku tengah bingung sebenarnya pencanangan Kabupaten Pendidikan itu, indikator dan capaiannya seperti apa.
“Yang saya bingung, (kabupaten pendidikan) target capaian seperti apa?” kata Topic.
Ia menyinggung soal IPM (Indeks Pembangunan Manusia), dimana salah satunya menyentuh bidang pendidikan. Dan di Kuningan, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) nya baru 7,8 tahun.
“Kalo misalkan (kabupaten pendidikan) ada indikatornya jelas, RLS nya misal harus 12 tahun (berarti targetnya menaikan RLS). Nah itu yang saya belum tahu (indikator kabupaten pendidikan),” kata lelaki yang kini menjadi Kamad MTs Luragung tersebut.
Sebelumnya, dalam podcast itu Topic sebenarnya tengah diwawancarai perihal absennya PGM dalam tim akselerasi kabupaten pendidikan.
“Saya tidak hadir (karena) tidak diundang, tidak menerima undangan,” kata Topic.
Meski begitu, ia mengaku pihaknya merasa tidak apa-apa tidak diundang. PGM Indonesia Kuningan merasa itu tidak akan menjadi masalah.
Apalagi, lanjut Topic, guru madrasah mungkin terwakili dengan hadirnya guru-guru dari KKM, IGRA, KKM MI, KKM Mts, KKM MA. Bahkan, belakangan setelah berita beredar, ia banyak mendapat klarifikasi.
“Sebetulnya masuk cuman di pengetikan surat katanya salah ketik,” ucap Topic mengutip dari penjelasan yang diterimanya belakangan.
Topic yang kini menempuh pendidikan doktoral itu juga mengaku bingung dan mungkin tidak akan mau bergabung jika diajak. Ia merasa masih lemah dan tidak sanggup atas beban tik akselerasi.
“Saya belum ngerti kabupaten pendidikan. Saya coba cari kabupaten pendidikan itu apa dan bagaimana. Apa, meliputi apa saja indikatornya, apakah mengacu 8 standar nasional pendidikan?” kata Topic dalam podcast.
Pertanyaan berikutnya, lanjut Topic, bagaimana ukurannya? Harus sampai mana sampai apa hingga bisa disebut kabupaten pendidikan.
Ia mengatakan, kalo programnya membangun sarana prasarana, meningkatkan SDM guru, ya itu semua kabupaten atau kota, sama melakukan hal tersebut.
“Kalo mau brand gelar ya harus ada ke-khasanya,” ucapnya sembari mencontohkan Jogja sebagai kota pelajar. Dimana banyaknya sekolah dan kampus ada disana, hingga menjadi tempat tujuan belajar banyak warga dari luar daerah.
“Kalo kabupaten pendidikan seperti apa ya indokatornya, di Indonesia udah ada berapa yang mendapat gelar tersebut? Saya mencari-cari apa pendidikan tersebut,” ujar lelaki berkacamata tersebut.
Dalam podcast berdurasi 27 menit itu, selain mengkritisi kabupaten pendidikan juga memberikan alternatif-alternatif brand untuk Kuningan di bidang pendidikan, serta parameternya. (eki/deden)
Video: https://www.youtube.com/live/sEoUaF6G-7U?si=EP-FvQlY8W3Y9Xhd