KUNINGAN (Mass) – Sebagai salah satu BUMD, tidak setiap tahun PD BPR Kuningan mendapatkan penyertaan modal dari pemda. Tahun 2016 misalnya, perusahaan daerah yang berkantor di Jl Jendral Sudirman itu, tidak mendapatkannya.
Kendati demikian, BPR tetap memberikan kontribusi PAD (pendapatan asli daerah) ke pemda. Angka setoran pada 2016 lalu senilai Rp559 juta sesuai ketentuan 50 persen dari laba bersih.
“Setoran PAD itu 50 persen dari labar bersih. Tahun 2016 setoran PADnya Rp559 juta walaupun di tahun 2016 tidak ada penyertaan modal dari pemda,” ungkap Direktur PD BPR Kuningan, Litawati SE Senin (17/4/2017).
Terkait usulan agar dilakukan audit, ia mengatakan, setiap tahun BPR selalu diaudit baik oleh OJK maupun akuntan publik. Laporan akhir tahun pun harus dipublikasikan minimal di satu media massa dan papan pengumuman seluruh kantor BPR.
Sementara, bertalian dengan gathering bersama para kepala desa dan kelurahan di Pangandaran, Litawati memberikan press release. Dijelaskan, agenda tersebut dalam rangka mempererat silaturahmi dan meningkatkan kerjasama antara BPR Kuningan dengan nasabah (pemdes).
“Tujuan gathering ini sebagai bentuk pemeliharaan kepada nasabah supaya nasabah menjadi loyal dan tidak pindah ke pesaing,” ucapnya.
Ia mengatakan, BPR Kuningan adalah BUMD milik pemda yang ditunjuk sebagai penyalur dana ADD sejak 2005. Sejak terbit UU No 6 tahun 2014 tentang Desa, dana yang dikucurkan kepada pemdes selain ADD (Alokasi Dana Desa) juga DD (Dana Desa). Sehingga penyaluran dana melalui BPR juga semakin besar.
“Selain itu, dengan ketentuan bahwa mulai 2015 kepala desa dan perangkat desa mendapat penghasilan tetap (SILTAP) setiap bulan dengan sumber dana dari ADD. Dengan adanya SILTAP tersebut membuka peluang bagi BPR untuk ekspansi kredit dengan pembayaran angsuran dipotong dari SILTAP yang dibayarkan melalui BPR,” paparnya.
Sejak Oktober 2015 hingga Desember 2016, lanjut Litawati, fasilitas kredit yang telah dikucurkan kepada kepala desa dan perangkat desa sebanyak 2505 orang dengan plafond Rp55 milyar dan outstanding kredit sebesar Rp39,4 milyar. Sehingga atas dasar itu sebagai ungkapan terima kasih atas kepercayaan kepada BPR Kuningan, pihaknya menyelenggarakan acara gathering dengan kepala desa se Kuningan.
“Karena selain dana ADD dan DD bagi pemdes disalurkan melalui BPR juga para kepala desa dan perangkat desa telah menjadi debitur BPR Kuningan,” terang dia.
Ditambahkan, gathering itu sudah dianggarkan dari dana promosi dalam RKAT tahun 2017. RKAT tersebut telah disahkan oleh bupati sebagai pemilik dengan SK Bupati No 584.3/KPTS.520 PD.BPR/2016 pada 17 November 2016. Untuk tahun 2017, laba yang direncanakan didapat oleh BPR Kuningan adalah sebesar Rp2.590.923.043.
“Acara gathering dengan nasabah bukan baru pertama diadakan oleh kami. Tapi tiap tahun rutin dengan peserta nasabah BPR yang memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan BPR. Bagi perusahaan jasa khususnya bidang perbankan, kegiatan seperti itu lazim dilaksanakan sebagai bentuk dari kegiatan promosi dan pemeliharaan terhadap nasabah,” pungkasnya. (deden)