KUNINGAN (MASS) – Teman itu menentukan, sangat menentukan. Itu yang saya rasakan. Perlu bukti? Terbukti hari ini saya mendapatkan friend effect (pengaruh teman).
Bukan hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Betul sekali apa yang disabdakan Rasulullah saw,
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi.
Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya.
Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lingkungan terdekat dengan kita selain keluarga adalah teman. Sudah sepuluh tahun lebih saya berada di Pesantren dan memperhatikan beberapa perubahan yang terjadi pada santri, salah satu diantaranya adalah karena pengaruh teman.
Bahkan, ada santri yang selama kelas tujuh dan kelas delapan dia bisa komitmen menjaga kebiasaan baiknya. Tapi, di kelas Sembilan hampir setiap pekan ada catatan pelanggaran.
Saya coba, ngobrol face to face ternyata 80 persen dia melakukan pelanggaran karena tidak enakan sama teman. Dan saya lihat kesehariannya, ternyata memang di kelas sembilan dia lebih dekat dengan teman-teman yang catatan pelanggarannya cukup banyak.
Makanya, Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah dalam bukunya yang berjudul Fathul Bari mengatakan : “Hadits yang disabdakan oleh Rasulullah saw di atas menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita.
Hadits ini juga mendorong seseorang agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”
Bahkan salah satu obat hati salah satunya adalah berkumpul dengan orang-orang soleh. Dan itu saya rasakan.
Hari ini saya berusaha melanjutkan progress penulisan buku yang targetnya saya selesaikan bulan ini. Salah satu referensi yang saya ambil adalah dari orang-orang yang sudah meraih kesuksesan.
Oleh karena itu, setiap ada info orang berhasil meraih kesuksesan dan kebahagiaan, saya langsung follow sosial media atau fanspage mereka. Saya jadikan mereka sebagai bagian dari guru kehidupan.
Ternyata dampaknya luar biasa terhadap diri saya, hampir setiap hari saya buka media sosial, video motivasi, quotes, nasihat, dan gambar-gambar yang membuat saya tersadar hampir setiap hari saya dapatkan.
Termasuk hari ini, saya mendapatkan video singkat yang sangat menginspirasi. Video yang berisi seseorang yang sedang mewawancarai seorang yang luar biasa. Penulis mushaf qur’an (mushaf madinah) bernama Othman Thaha.
Usianya sekarang 85 tahun. Satu mushaf qur’an ditulis oleh beliau selama 3 tahun. Dan beliau menulisnya setiap hari. Dan bisa jadi, Alquran yang Anda pegang hari ini adalah hasil sentuhan tangannya. Setiap tahun, salinan karya Alquran yang ditulis dengan tangan olehnya dibagikan kepada jutaan jemaah haji dari berbagai penjuru dunia.
Selain kesungguhan yang bisa kita pelajari, kesadaran sebagai hamba Allah pun beliau ceritakan. Beliau menyampaikan bahwa ketika menulis ayat yang menceritakan syurga, beliau berharap ayat itu tidak putus karena sangat menggembirakan. Dan sebaliknya, ketika beliau menulis ayat yang menceritakan tentang neraka, tangan beliau bergetar, takut dengan adzab Allah yang luar biasa dahsyatnya.
Di tengah pandemi yang masih terjadi, pilihlah teman yang bisa memberikan inspirasi dan bisa membantu mencarikan solusi. Bukan teman yang justru malah menambah keruh suasana dengan keluh kesahnya yang senantiasa menyalahkan keadaan.
Apalagi pandemi ini terjadi di bulan suci. Ini momentum terbaik untuk kembali suci, mendekat kepada Illahi, meminta ampunan kepada Sang Pencipta yang memberikan nikmat tiada henti.
Dan agar mudah mewujudkannya, tetaplah bersama teman-teman yang senantiasa memberikan energi dan selalu menginspirasi.***
Oleh : Coach Ari (Trainer Amco / Leadership Trainer / Kepala Bagian Pembinaan Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam / Konsultan Permasalahan Pelajar dan Pemuda / Trainer Muda Kuningan / Mahasiswa Semester Akhir Pasca Sarjana Uniku Prodi Magister Manajemen / Instruktur Senam Kebugaran / Penulis Buku “Kembali Kepada Fitrah” )